STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28% menjadi Rp3,4 triliun pada semester pertama 2024.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengungkapkan bahwa meskipun menghadapi tantangan ekonomi makro, BSI berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis dengan sehat dan berkualitas sepanjang kuartal II 2024. “Alhamdulillah, pertumbuhan BSI dalam berbagai indikator kunci, seperti aset, DPK, laba bersih, dan rasio CASA, merupakan yang tertinggi di industri perbankan nasional,” kata Hery, dalam keterangan resmi dikutip Selasa (3/9/2024). Ia menambahkan, pencapaian ini membuktikan bahwa BSI sebagai bank syariah mampu bersaing dan unggul di tengah persaingan industri yang semakin ketat.
Komposisi dana murah (CASA) BSI mencapai 62,05%, dengan 71,73% pembiayaan berada di segmen ritel dan konsumer, termasuk UMKM. Hery juga mencatat bahwa baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit, BSI berhasil mempertahankan kinerja yang solid.
Dalam hal Dana Pihak Ketiga (DPK), BSI mencatatkan angka Rp296,70 triliun, naik 17,50% yoy. Tabungan BSI juga meningkat 16,09% menjadi Rp128,78 triliun, di mana Rp49,96 triliun berasal dari tabungan Wadiah yang tidak memberikan bagi hasil, sehingga menjaga level cost of fund tetap rendah. Likuiditas yang kuat ini didukung oleh pertumbuhan jumlah nasabah yang mencapai 20,46 juta per Juni 2024.
Kinerja pembiayaan BSI juga menunjukkan hasil positif. Total pembiayaan mencapai Rp257,39 triliun, tumbuh 15,99% yoy. BSI berhasil menurunkan NPF (Non-Performing Financing) ke level 1,99% dari sebelumnya 2,31% pada Juni 2023. Segmen ritel, konsumer, dan UMKM berkontribusi besar dengan pembiayaan mencapai Rp184,61 triliun.
Pembiayaan cicil emas tumbuh signifikan sebesar 100,10% menjadi Rp3,56 triliun, dan gadai emas mencapai Rp5,41 triliun, tumbuh 18,38%. “Pembiayaan berbasis emas serta Tabungan emas saat ini telah dapat diakses secara digital melalui BSI Mobile,” tambah Hery.
Pendapatan BSI selama kuartal II 2024 didukung oleh pendapatan margin dan bagi hasil yang naik 11,44% menjadi Rp12,08 triliun. Selain itu, pendapatan berbasis fee tumbuh 28,01% menjadi Rp2,48 triliun. Rasio efisiensi (BOPO) juga membaik, turun dari 70,87% menjadi 69,23%, sementara rasio profitabilitas ROE naik menjadi 17,88% dari 17,27% pada Juni 2023.
Hery menegaskan, selain laba bersih, berbagai indikator kinerja lainnya juga mencatatkan pertumbuhan dobel digit dan menjadi yang tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia. Pertumbuhan aset BSI mencapai 15,10% yoy menjadi Rp360,85 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 17,50% yoy, keduanya menjadi yang tertinggi di antara bank-bank besar lainnya.