STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat laba bersih Rp2,8 triliun pada semester I 2023. Angka ini turun 17,6% dibanding periode sama
tahun 2022 yang mencapai Rp3,4 triliun.
Ira Noviarti, Presiden Direktur UNVR mengemukakan, penurunan laba tersebut karena penjualan perseroan sepanjang paruh pertama tahun ini turun 5,6% menjadi Rp20,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp21,5 triliun.
“Kami memahami bahwa inflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen, hal ini diperkirakan akan bertahan selama beberapa kuartal ke depan,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (25/7).
Ira melanjutkan lebih jauh, penjualan pasar domestik turun 4,3% menjadi Rp19,6 triliun. Sementara nilai ekspor turun 23,1% menjadi Rp664,95 miliar pada semester I 2023.
Meskipun begitu, terlepas dari perlambatan konsumsi rumah tangga saat ini, UNVR memiliki optimisme terhadap pasar pasar Indonesia secara jangka panjang. Sehingga, UNVR akan melakukan beberapa strategi dalam mempertahankan kinerja bisnisnya.
Ira mengungkapkan, penjualan perseroan di kuartal II 2023 masih terkena dampak dari tutupnya beberapa pemain B2B dan B2C e-Commerce pada akhir tahun lalu. “Efek ini mempengaruhi topline kami di semester I 2023, dan kami melihat dampaknya akan lebih minimum pada semester II 2023,” katanya.
Ira mengemukakan, UNVR menerapkan beberapa strategi untuk mempertahankan kinerja dan daya saing terhadap kompetitor. Diantaranya, memperkuat dan membuka potensi penuh dari brand-brand utama, memperluas dan memperkaya portofolio ke premium dan nilai segmen, membangun eksekusi powerhouse untuk memperkuat kepemimpinan di
channel utama, penerapan e-everything di semua lini bisnis, serta tetap mempertahankan market.
UNVR meningkatkan pangsa volume di pasar pada Semester 1 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan dukungan dari kategori-kategori utama seperti Oral Care, Skin Cleansing, Soy Sauce, and Soup Stock, Dishwash dan Fabric Cleaning.
