STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) sukses menghimpun dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp7,28 triliun pada kuartal ketiga tahun 2022, tumbuh 186% dibandingkan periode yang sama pada 2021. Hal itu disampaikan oleh Jago Kharim Siregar, Direktur Utama Bank Jago, ditulis Jumat (21/10).
Menurut Kharim, DPK Bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem tersebut, terutama ditopang oleh produk tabungan dan giro (current account, savings account/CASA) yang tumbuh kuat. Adapun CASA Bank jago meningkat 422% secara year on year (yoy) menjadi Rp5,14 triliun. Sedangkan deposito tumbuh 38% menjadi Rp2,14 triliun.
“Hal ini membuat struktur biaya dana semakin membaik yang tercermin pada rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71%,” jelas Kharim.
Peningkatan DPK ini, seiring naiknya jumlah funding Bank Jago menjadi 4,2 juta nasabah pada akhir September 2022. Angka ini tumbuh tiga kali lipat dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah. Melonjaknya nasabah Perseroan merupakan hasil dari sejumlah kolaborasi baru yang terjadi pada tahun ini.
“Bank Jago percaya kolaborasi adalah cara yang efektif untuk memberikan produk dan layanan keuangan kepada nasabah serta membuat kami bertumbuh cepat dan efisien. Kami akan terus memperluas dan memperdalam kolaborasi dengan ekosistem yang sudah ada maupun yang baru,” papar Kharim.
Sepanjang tahun ini Bank Jago telah melakukan sejumlah kolaborasi baru. Terakhir, Bank Jago meningkatkan kolaborasi dengan Grup GoTo dengan memberikan pendanaan pada produk GoPayLater Cicil. Ini merupakan produk pinjaman digital terbaru dari Tokopedia.
Bank Jago juga memperdalam kolaborasi bersama GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanannya ke dalam aplikasi GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang dimulai sejak 2021 lalu.
Bermodalkan porsi CASA yang besar, lanjut Kharim, Bank Jago berhasil menjaga beban bunga dan beban syariah rendah, yakni Rp101 miliar per kuartal III-2022, naik 166% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pendapatan bunga dan pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi, yakni meningkat 205% menjadi Rp1,08 triliun per kuartal III-2022. “Maka pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat Rp984 miliar atau tumbuh 210% secara tahunan,” jelasnya.
Pendapatan bunga dan pendapatan syariah didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119% menjadi Rp8,16 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,73 triliun.
Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti fintech lending,
multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending).
Salah satu kolaborasi partnership lending terbaru adalah dengan platform e-commerce jual beli mobil bekas terkemuka Carsome Indonesia dan Moladin. Hingga akhir September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi, termasuk 32 mitra untuk partnership lending.
Pola partnership lending membuat Bank Jago ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan menjaga pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Ini terlihat pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto yang berada di level 2,1% atau berada di bawah rata-rata industri perbankan.
Kombinasi struktur dana yang baik, pertumbuhan kredit yang tinggi, dan risiko kredit yang terjaga berdampak positif pada perolehan laba bersih setelah pajak hingga kuartal III-2022 sebesar Rp41 miliar, berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat rugi.
“Hingga September 2022 kami berada pada jalur yang tepat menuju pertumbuhan yang solid. Di sisi lain kami tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan dalam negeri agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja Bank Jago yang sehat dan berkelanjutan di tahun mendatang,” ujar Kharim.
Hingga akhir September 2022, rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) Bank Jago tercatat pada 112%. Sementara pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat berada pada 10,5% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 97%.
Rasio-rasio ini cukup kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Secara keseluruhan aset Bank Jago tercatat sebesar Rp15,82 triliun, tumbuh 44,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.