STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank BTPN Syariah Tbk (kode saham: BTPS) atau BTPN Syariah, mencetak laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp1,33 triliun pada kuartal ketiga 2022, meningkat 21% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Fachmy Achmad, Direktur BTPN Syariah, peningkatan laba tersebut antara lain didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sekitar 11% menjadi Rp11,35 triliun. “Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator,” ujarnya, di Jakarta, Jumat (21/10).
Fachmi mengatakan, hingga kuartal ketiga 2022, BTPN Syariah berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp11,87 triliun. Adapun aset Perseroan tercatat mencapai Rp20,57 triliun. Bank juga masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 50,4%. Ini jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.
Fachmi mengemukakan, transformasi BTPN Syariah dalam melayani masyarakat pra dan cukup sejahtera serta mewujudkan sharia digital ecosystem for unbannked, berhasil mendorong kinerja Perseroan yang positif dan tumbuh berkelanjutan di tengah kondisi yang cukup menantang. Adapun berbagai transformasi yang telah dilakukan BTPN Syariah antara lain adalah: Pertama, melalui akses pembiayaan (access to finance) untuk Mitra Tepat yang merupakan perpanjangan tangan Bank. Di mana saat ini nasabah dan komunitasnya semakin mudah dalam melakukan transaksi keuangan seperti pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening hingga membeli pulsa dan membayar tagihan. Selain itu aplikasi ini juga dilengkapi fitur biometric yang dibuat sesuai dengan karakter masyarakat inklusi.
Kedua, akses pengetahuan (access to knowledge). Bank memberikan program pemberdayaan yang semakin inovatif dengan membuka akses digital kepada semua orang yang dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi. Melalui aplikasi Tepat Daya Platform, salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia, telah mampu melibatkan ratusan mahasiswa di seluruh Indonesia yang terlibat menjadi Sahabat Daya. Strategi ini dinilai tepat, mengingat generasi Z dan milenial lebih adaptif dengan teknologi.
Ketiga, akses persediaan (access to supply) melalui aplikasi Warung Tepat. Bagi nasabah yang sudah melek teknologi, aplikasi ini sangat membantu dalam mendapatkan persediaan barang tanpa harus pergi ke pasar, sehingga semakin mengefektifkan waktu nasabah untuk bisa fokus dalam usahanya sehari-hari. Bank juga menyadari, bahwa kebutuhan nasabah yang sudah melek teknologi juga semakin luas terutama dalam mendapatkan akses pasar (access to market). Berangkat dari kebutuhan tersebut, Bank saat ini berkolaborasi partner-partner strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan ekosistem digital bagi masyarakat inklusi ke depannya.
“Keempat akses tersebut menjadi bagian dari langkah-langkah Bank untuk semakin relevan dengan kebutuhan nasabah sehingga memiliki dampak berkelanjutan untuk kehidupan yang lebih baik bagi nasabah inklusi dan komunitasnya. Salah satu nasabah yang sudah merasakan dampaknya dalam mendapatkan access to supply adalah Ibu Nurjanah di Sleman Jogjakarta. Melalui aplikasi warung tepat, Ibu Nurjanah dapat dengan mudah melakukan pemesanan barang persediaan untuk usaha kelontongnya dengan harga yang terjangkau dan komplit, tanpa ada minimal transaksi,” tutur Fachmy.