Senin, Januari 13, 2025
30.4 C
Jakarta

Meningkat 26%, Delta Dunia Group Raih Laba US$36 Juta pada 2023

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group), perusahaan induk dari PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), PT Bukit Teknologi Digital (B-TECH), dan PT BISA Ruang Nuswantara (BIRU), melaporkan kinerja yang berkelanjutan selama setahun penuh pada 2023, melampaui target.

Dian Andyasuri, Direktur Delta Dunia Group, mengemukakan, sepanjang 2023, Delta Dunia Group menunjukkan kinerja yang memecahkan rekor dalam hal overburden removal, pendapatan, dan EBITDA, melebihi target yang ditetapkan Group untuk tahun tersebut. Keberhasilan ini sebagian besar didorong oleh rekor overburden removal yang meningkat sebesar 14% YoY, dan volume produksi di Indonesia (naik 10% YoY) dan Australia (naik 28% YoY). Hal ini didukung oleh peningkatan signifikan dari keberhasilan memperoleh sejumlah kontrak, termasuk tambang Saraji dan Burton milik BMA (BHP dan Mitsubishi Alliance) di Australia.

“Cash costs (biaya tunai), tidak termasuk bahan bakar per bcm, meningkat 8%, sebagian besar didorong oleh peningkatan volume di BUMA Australia untuk memenuhi permintaan pelanggan,” ungkap Dian dalam keterangan resmi, Kamis (14/3/2024).

Lebih lanjut, menurut Dian, biaya karyawan dan biaya suku cadang – termasuk bahan untuk ban, serta aktivitas pengeboran dan peledakan – juga meningkat karena tekanan inflasi. Namun demikian, peningkatan ini sebagian diimbangi oleh upaya berkelanjutan Group dalam mendorong efisiensi biaya melalui teknologi dan keunggulan operasional.

Capital Expenditure/CAPEX (belanja modal) turun 20% YoY, menjadi US$121 juta. Penurunan ini disebabkan oleh keberhasilan penyelesaian beberapa proyek di Indonesia, sesuai dengan target 2023 sebesar US$105 juta hingga US$145 juta. Mempertahankan pengendalian yang ketat atas belanja modal tetap menjadi prioritas Group.

Dian menegaskan, diversifikasi perusahaan membuahkan hasil. Dian menekankan, transformasi strategis dari bauran produk perusahaan sebagai tanggapan atas pergeseran global menuju ekonomi rendah karbon. “Saat kami beradaptasi dengan penurunan permintaan batu bara termal, kami memanfaatkan permintaan kuat untuk batu bara metalurgi, yang terus menjadi bahan penting untuk produksi baja,” katanya.

Dian mengemukakan, transisi terencana ini merupakan landasan strategi diversifikasi Delta Dunia Group, yang telah membuahkan hasil yang substansial. “Batu bara metalurgi dan infrastruktur saat ini mewakilkan 19% dari pendapatan kami, mengarahkan kami pada tujuan kami mengurangi ketergantungan pada batu bara termal menjadi 50% pada tahun 2028. Kemajuan ini mencerminkan komitmen kami terhadap kinerja yang berkelanjutan dan pertumbuhan strategis,” pungkas Dian.

Selain itu, Delta Dunia Group memiliki strategi pengelolaan modal yang sukses. Sepanjang tahun FY2023, Delta Dunia Group secara signifikan memperkuat neraca keuangannya dan mencapai rasio utang bersih terhadap EBITDA terendah dalam 10 tahun terakhir yaitu 1,65x, penurunan signifikan dari 2,19x di FY2022. Group juga mengalami peningkatan substansial dalam arus kas operasi, mencapai US$376 juta, naik 91% dari tahun sebelumnya.

Selain itu, arus kas bebas meningkat menjadi US$233 juta. Peningkatan ini didorong oleh rekor kinerja EBITDA, pengelolaan modal kerja yang lebih baik, dan pengembalian pajak yang lebih tinggi yang dicapai oleh Group.

Melalui program pembelian kembali (buyback) saham, Group berhasil membeli 1.284.502.100 saham. Pembelian kembali saham yang signifikan ini mewakili sekitar 14,9% dari saham yang beredar di Delta Dunia Group per tanggal 4 Agustus 2023. Selain itu, pada 2023 Group membeli Surat Utang Senior senilai US$34,3 juta. Langkah-langkah keuangan strategis ini tidak hanya mencerminkan komitmen Group untuk meningkatkan nilai pemegang saham tetapi juga pengelolaan modal yang berhati-hati, sejalan dengan strategi keuangan jangka panjangnya.

Diversifikasi sumber pendanaan di sepanjang tahun 2023 merupakan bukti kepercayaan yang berkelanjutan dari mitra keuangan yang sudah ada maupun yang baru, menandai tonggak sejarah yang signifikan bagi Delta Dunia Group.

Khususnya, Group berhasil mendapatkan fasilitas pembiayaan yang komprehensif, termasuk (i) fasilitas pembiayaan sindikasi senilai US$750 juta selama 6 tahun dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk untuk pembiayaan kembali (refinancing) dan rencana pertumbuhan lebih lanjut; (ii) fasilitas pembiayaan sindikasi Syariah pertama sebesar US$60 juta dari PT Bank Muamalat Tbk; dan (iii) penerbitan obligasi Rupiah pertama sebesar Rp636 miliar (US$41 juta), yang memperluas fasilitas obligasi USD Group yang sudah ada. Melalui keberhasilan diversifikasi sumber permodalannya, Group telah menjalankan refinancing yang menguntungkan untuk kewajiban pembayaran utang tahun 2026, sehingga telah meningkatkan profil jatuh tempo utangnya.

Dian menambahkan, Delta Dunia Group telah mencapai tingkat utang terendah berkat penerapan kedisiplinan keuangan yang kuat dan deleveraging pada neraca keuangan. Bersamaan dengan strategi struktur modal yang proaktif, Perseroan berhasil mencapai posisi kas bersih yang kuat, yang akan memastikan bahwa Group tetap berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi ketidakpastian pasar saat ini dan mengidentifikasi peluang untuk pertumbuhan berkelanjutan.

“Bersamaan dengan itu, komitmen ESG kami menopang upaya kami dalam mempercepat transisi global menuju ekonomi rendah karbon. Di 2023, upaya ESG kami berhasil mencapai skor Sustainalytics sebesar 32, menempatkan kami di posisi kedua tertinggi di sub-industri batu bara global dan di antara 15% teratas di industri minyak dan gas global, yang menyoroti komitmen kami yang kuat terhadap prinsip-prinsip ESG. Dengan fokus ganda pada tanggung jawab fiskal dan pengelolaan lingkungan, kami berkomitmen untuk mendorong profitabilitas dan meningkatkan nilai pemegang saham, memastikan ketahanan dan kesuksesan Delta Dunia Group di masa depan yang berkelanjutan,” tutup Dian.

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat Tajam! Data Pekerjaan Positif, The Fed Tunda Penurunan Suku Bunga?

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) - Dolar AS menguat tajam pada penutupan...

Dolar AS Melonjak, Kekhawatiran Tarif Dorong Kenaikan Imbal Hasil Obligasi

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) - Dolar AS mencatat penguatan selama dua...

Dolar AS Terus Menguat, Apa yang Menyebabkannya Tembus Rekor Baru?

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) - Dolar AS kembali menunjukkan kekuatan pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini