STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) meraih laba US$1,64 miliar (US$0,05309 per saham) pada 2023, anjlok 34,16% jika dibandingkan US$2,49 miliar (US$0,08032 per saham) pada 2022.
Anjloknya laba ADRO, seperti tergambar dalam laporan keuangan per Desember 2023 yang diumumkan Kamis (29/2/2024) disebabkan antara lain oleh pendapatan bersih Perseroan yang turun 19,56% menjadi US$6,51 miliar pada 2023, dari US$8,10 miliar tahun 2022.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan ADRO naik terutama disebabkan oleh biaya royalti kepada pemerintah yang meningkat 19,18% menjadi US$1,46 miliar dibandingkan US$1,23 miliar pada tahun 2022. Begitu juga dengan beban pengangkutan dan bongkar muat yang meningkat 17,99% menjadi US$1,32 miliar.
Hal ini menyebabkan laba kotor emiten batubara tersebut merosot 45,47% jadi US$2,53 miliar pada 2023, dibanding US$4,65 miliar pada 2022. Adapun laba usaha ADRO anjlok 49,97% jadi US$2,15 miliar, dari US$4,30 miliar tahun 2022.
Total asset ADRO per Desember 2023 sebesar US$10,47 miliar, turun 2,87% dari US$10,78 miliar per Desember 2022. Jumlah liabilitas dan ekuitas Perseroan per Desember 2023, masing-masing US$3,06 miliar dan US$7,40 miliar.