STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mencatatkan kinerja cemerlang 9M/2022 dengan perolehan Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk sebesar Rp263 miliar terus mengembang 25,4% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Arlina Sofia, Direktur Perseroan, mengemukakan, capaian ini memungkinkan karena terapan strategi penambahan kapasitas produksi serta perluasan sebaran distribusi yang terbukti sangat akurat.
Kemampuan untuk menerapkan strategi harga jual yang tepat juga berdampak positif pada volume permintaan produk roti yang terus meningkat, hingga Perseroan berhasil mencatat penjualan sebesar Rp2,862 triliun per September 2022, tumbuh 17,6% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Arlina mengemukakan, emiten produsen “Sari Roti” dan “Sari Kue” ini telah mengoperasikan 4 (empat) pabrik baru dalam 5 (lima) tahun terakhir yang berlokasi di Batam, Gresik, Balikpapan dan Banjarmasin sehingga total kapasitas produksi menjadi 5,1 juta potong roti per hari serta memperkuat jaring distribusi ke seluruh Indonesia.
“Hasilnya langsung dirasakan dengan pertumbuhan signifikan penjualan dari Wilayah Barat
dan Timur yang secara total mencapai 20,5%. Sedangkan Wilayah Tengah, sebagai
kontributor penjualan terbesar, hingga September 2022 tetap mampu membukukan peningkatan sebesar 15,3%,” ujarnya.
Kinerja cemerlang ROTI per September 2022 juga didukung oleh peningkatan efisiensi produksi yang tercermin pada Marjin Laba Kotor yang mampu dipertahankan pada kisaran 51,7% ditengah lonjakan harga–harga bahan baku.
Perseroan juga senantiasa meningkatkan produktivitas operasional hingga mampu meraih marjin bersih per September 2022 sebesar 9,2% atau melonjak dari hanya 8,6% pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, Ida Apulia Simatupang, Direktur Perseroan menambahkan, Perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp138,8 miliar, atau penyerapan 92,5% dari total Rp150 miliar yang dianggarkan tahun ini.
“Belanja modal adalah salah satu bentuk komitmen Perseroan untuk memastikan ketersediaan kapasitas produksi di kemudian hari demi menjamin pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.” tutup Ida dalam siaran pers, Rabu (26/10).