STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Laba PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) mencapai US$33,56 juta (US$1,948 per saham) pada Januari-September 2024, melejit 243,69% jika dibandingkan US$9,76 juta (US$0,567 per saham) pada periode sama 2023.
Lonjakan laba ESSA tersebut, menurut laporan keuangan per September 2024 yang dipublikasikan Senin (21/10/2024) didukung antara lain, oleh penurunan beban pokok pendapatan Perseroan sebesar 19,27% jadi US$148,74 juta pada Januari-September 2024, dari US$184,16 juta pada Januari-September 2023.
Berkurangnya beban pokok di atas mendorong laba kotor emiten produsen amoniak itu tumbuh 68,21% menjadi US$81,36 juta pada Januari-September 2024, dibanding US$48,37 juta pada periode sama tahun 2023.
Di sisi lain, beban keuangan ESSA juga turun 45,46%, dari US$14,91 juta menjadi US$8,13 juta uari-September 2024. Beban penjualan, juga turun menjadi US$344 ribu dari US$386 ribu.
Adapun beban umum dan administrasi naik 6,45%, dari US$17,02 juta per September 2023, jadi US$18,12 juta per September 2024. Perseroan mencatat penghasilan keuangan sebesar US$3,33 juta pada Januari-September 2024, melonjak 100,31% dari US$1,66 juta pada periode sama 2023.
Laba sebelum pajak emiten beraset US$695,65 juta per September 2024 itu melambung 235,46% menjadi US$57,72 juta pada Januari-September 2024 jika dibandingkan US$17,21 juta pada Januari-September 2023.
Pendapatan bersih ESSA pada Januari-September 2024 mencapai US$230,11 juta, turun 1,08% dari US$232,63 juta pada periode sama 2023. Penjualan ammonia ke pihak berelasi menyumbang pendapatan US$196,53 juta, sedangkan penjualan elpiji dan jasa pengolahan ke pihak ketiga mengkontribusi US$33 juta. (konrad)