STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Harga saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) yang dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/7/2022), naik Rp35 (35%) menjadi Rp135 dari harga Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) Rp100/saham. Volume perdagangan saham di pasar reguler hingga waktu tersebut mencapai 32,76 juta unit senilai Rp4,2 miliar. Adapun frekuensi perdagangan saham bernominal Rp50 per unit itu sebanyak 1.600 kali.
DEWI, perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan pemotongan ayam broiler itu, menjadi emiten ke-26 tahun 2022 atau perusahaan tercatat ke-792 di BEI. Sebanyak 700 juta saham DEWI ditawarkan kepada investor publik di pasar perdana. Itu sebesar 35 % dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan setelah IPO.
Menurut Aditiya Fajar Junus, Direktur Utama DEWI, keputusan menjadi perusahaan publik merupakan bagian dari strategi Perseroan. “Langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi meningkatkan kualitas dalam mengelola perkandangan, meningkatkan fokus pada High value customers. Contohnya restoran dengan jumlah jaringan pemasaran yang cukup besar seperti fast food. Kemudian, meningkatkan Quality Assurance Programs, meningkatkan profitibilitas melalui Vertical Integrations,” ujarnya dalam, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (18/7/2022).
Aditiya meyakini, bisnis ayam broiler ini memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jendral Peternakan & Kesehatan Ayam, Kementrian Pertanian Republik Indonesia, investasi sub sektor peternakan terlihat tumbuh positif pada periode 2015-2019 yaitu dari Rp326,4 miliar menjadi Rp1.503,2 miliar. Secara kumulatif itu meningkat sebesar Rp726,8 miliar. Investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami peningkatan sebesar 37,10% yang meningkat konsisten dari tahun ke tahun.
Aditiya mengemukakan, populasi ayam broiler mengalami peningkatan pesat, rata-rata sebesar 11.45% per tahun sejak tahun 1984. Pada tahun 2019, populasi ayam broiler di Indonesia mencapai 3,17 miliar ekor dan konsumsi daging ayam broiler naik menjadi 5,69kg / kapita / tahun. Angka 5,69kg / kapita / tahun hanya konsumsi di dalam rumah tangga. Akan jauh lebih tinggi jika di tambah jumlah konsumsi yang terdapat di pengusaha kuliner seperti rumah makan, warung, restoran dan hotel.
Dari IPO saham ini, Perseroan memperoleh tambahan modal Rp70 miliar. Sekitar Rp7,48 miliar (11,71%) dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian tanah afiliasi. Sebesar Rp3,67 miliar (5,74) untuk pembelian tanah non-afiliasi seluas 10.773m2.
Selain itu, sekitar Rp6,5 miliar (10,17%) untuk pembangunan fasilitas RPA di atas tanah afiliasi. Kemudian, Rp9,98 miliar (15,62%) untuk pembangunan fasilitas broiler commercial di atas tanah non-afiliasi. Adapun sisanya akan dipakai sebagai modal kerja Perseroan untuk membeli ayam DOC dan pembelian ayam karkas.
Dalam melaksanakan proses IPO ini, DEWI menggandeng PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT Binaartha Sekuritas selaku Joint Lead Underwriter.