STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Lembaga pemeringkat utang, S & P telah menaikkan peringkat utang PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menjadi BB+ dari posisi sebelumnya BB. Alasannya, Perseroan akan mampu mempertahankan posisi likuiditas yang kuat selama dua tahun ke depan.
S & P dalam keterangan tertulis, Selasa (12/9) menjelaskan, meski terjadi peningkatan signifikan dalam belanja modal mulai tahun 2023, tetapi PWON memiliki catatan dalam mempertahankan tingkat leverage yang moderat dalam menjalankan strategi pertumbuhannya.
Menurut S & P, PWON tercatat memiliki saldo kas per 30 Juni 2023 sebesar Rp7,3 triliun. S&P juga memperkirakan arus kas operasional sebesar Rp2,2 triliun – Rp2,4 triliun per tahun pada 2023. Belanja modal atau capex diperkirakan meningkat menjadi Rp2,1 triliun di tahun 2023 dan Rp1,5 triliun di tahun 2024, dibanding tahun lalu Rp840 miliar.
Dari sisi pendapatan, S&P memperkirakan revenue recurring PWON tumbuh sebesar 15% menjadi Rp4,5 triliun pada 2023 dan menjadi Rp4,6 triliun–Rp 4,8 triliun pada 2024. Angka pendapatan tersebut sudah lebih tinggi 20% dibandingkan dengan sebelum pandemi. S&P membeberkan alasan lain yang menjadi kenaikan rating tersebut, adalah revenue recurring PWON yang diperkirakan meningkat jadi 70%-75% dari total pendapatan pada 2023 dan 2024.
Kenaikan tersebut lebih baik dibandingkan dengan pengembang lain di Indonesia yang kontribusi revenue recurringnya antara 10%-20%. “Ekspansi portofolio investasi yang berkelanjutan dan kualitas aset yang baik, mampu mendukung profil keuangan perusahaan. Selain akuisisi Four Points Hotel Kuta Bali pada Maret 2023, penyelesaian renovasi dua mall di Jogja dan Solo pada 2023 dan 2024, diharapkan meningkatkan pertumbuhan revenue recurring,” tulis S&P.
S&P meambahkan jika Pakuwon Mall Bekasi yang diperkirakan akan beroperasi di akhir 2024 juga akan menjadi basis pertumbuhan di masa yang akan datang. Portofolio ritel PWON didukung olah kinerja operasional yang stabil dan tingkat okupansi yang konsisten di atas 90%.