STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa saham Wall Street jatuh berguguran pada penutupan perdagangan hari Selasa (20/9) waktu setempat. Menurut Dimas wahyu – analis Bahana Sekuritas, pelemahan Bursa AS jelang pertemuan The Fed itu lantaran para pelaku pasar tengah mengkalkulasi seberapa efektifkah dampak kenaikan suku bunga.
“Pelaku pasar menimbang rencana kenaikkan suku bunga The Fed apakah efektif untuk meredam inflasi atau justru membawa perekonomian AS ke zona resesi,” ujarnya, dalam laporan riset di Jakarta, Rabu (21/9).
Hariyanto Wijaya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia menambahkan, indeks ekuitas AS ditutup lebih rendah pada hari Selasa karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga agresif lainnya dari Fed.
“Pertemuan The Fed menjadi fokus. Imbal hasil Treasury AS 10-tahun meningkat tujuh bps menjadi 3.56% setelah menyentuh 3.59% di awal sesi, level tertinggi sejak 2011. Imbal hasil Treasury AS 2-tahun yang lebih sensitif terhadap kebijakan meningkat 1bp menjadi 3.95% setelah mencapai level tertinggi 15-tahun sebesar 3.98%,” terangnya.
Berdasarkan rilis data ekonomi AS, lanjut Hariyanto, perumahan mulai menunjukan peningkatan sebesar 12.2% MoM di bulan Agustus, jauh melebihi perkiraan konsensus sebesar 0.3% MoM. Peningkatan perumahan ini merupakan lompatan terbesar sejak Maret 2021. Sementara itu, izin bangunan melambat lebih dari yang diharapkan pada Agustus. Tercatat, penurunan bulanan mencapai 10% dan ini merupakan penurunan terbesar sejak April 2020.
Maxi Liesyaputra, Research Analyst BNI Sekuritas, mengemukakan hal senada. Menurutnya, pelemahan ini seiring dengan sikap investor yang bersiap menghadapi kebijakan The Fed menaikan suku bunga yang rencana diumumkan pada Rabu (waktu AS) atau Kamis (waktu Indonesia).
“Diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin,” jelasnya.
Kemarin Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup melemah 1,01%. Hal yang sama juga terjadi dengan S&P 500 dimana mengalami penurunan 1,13%. Sementara itu, indeks Nasdaq terkoreksi sebesar 0,95%.