STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street jatuh berguguran pada penutupan perdagangan Jumat (16/2/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (17/2/2024). Kejatuhan Bursa Saham Amerika Serikat (AS) tersebut dipicu oleh data ekonomi terbaru yang dirilis Negeri Paman Sam tersebut.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup turun sebanyak 145,13 poin, atau sekitar 0,37%, menjadi 38.627,99. Demikian pula dengan indeks S&P 500 (SPX), mengalami penurunan sebanyak 24,16 poin, atau sekitar 0,48%, menjadi 5.005,57. Setali tiga uang, indeks komposit Nasdaq (IXIC), juga merosot 130,52 poin, atau sekitar 0,82%, menjadi 15.775,65.
Data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa indeks harga produsen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Januari, seiring dengan meningkatnya biaya jasa. Peningkatan ini menimbulkan kekhawatiran akan kembali melonjaknya tingkat inflasi.
Peningkatan inflasi bisa menunda kebijakan pemangkasan suku bunga yang direncanakan oleh Federal Reserve. Hal ini menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar dalam mengantisipasi pergerakan ekonomi dan kebijakan moneter selanjutnya.
Kondisi ini juga berdampak pada saham-saham megacap, dimana sebagian besar mengalami penurunan. Saham Meta Platforms misalnya, berkurang sebesar 2,3%. Indeks layanan komunikasi S&P 500 juga mengalami kemerosotan sebesar 1,4%. itu menambah tekanan terhadap performa pasar saham secara keseluruhan.
Pelemahan ini menjadi perhatian bagi para investor dan pelaku pasar yang terus memantau kondisi ekonomi global dan kebijakan yang diambil oleh Federal Reserve, serta dampaknya terhadap pasar finansial di seluruh dunia.