STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengantongi dua nama calon emiten berukuran jumbo yang siap melantai di bursa. Hal itu disampaikan oleh Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, di Jakarta, Rabu (3/6/2024).
Namun, Nyoman enggan mengungkap identitas kedua perusahaan mercusuar tersebut. Ia hanya membagikan sedikit ciri-ciri Perusahaan dimaksud. Menurut Nyoman, berdasarkan update terkini dari proses Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO), saat ini BEI memiliki satu calon perusahaan tercatat yang masuk kategori lighthouse di dalam pipeline.
Nyoman mengatakan, perusahaan ini berasal dari sektor fasilitas rekreasi dan olahraga. Ketika didesak apakah calon emiten dimaksud merupakan bagian dari MNC Group, Nyoman mempersilahkan awak media untuk menebak sendiri. “Punya MNC ya, Pak? Lido?” tanya awak media. “Silahkan tebak-tebak,” timpal Nyoman.
Selain itu, lanjut dia, ada satu lagi perusahaan lighthouse dari sektor real estate. Calon emiten tersebut sedang dalam proses mengupdate dokumennya. “Kami berharap perusahaan bisa mempercepat proses penyampaian dokumen,” imbuh Nyoman.
Sebelumnya, Nyoman menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori lighthouse harus memenuhi beberapa kriteria. Selain mempunyai aset di atas Rp 3 triliun, perusahaan tersebut juga wajib memiliki free float atau porsi saham yang dimiliki oleh publik sedikitnya 15%.
BEI yakin jumlah perusahaan besar yang melakukan IPO akan terus bertambah. Ini karena minat perusahaan untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan semakin meningkat. “Kami optimis jumlah perusahaan besar yang masuk kategori lighthouse dapat bertumbuh,” tambah Nyoman.
Untuk mendorong lebih banyak perusahaan, termasuk yang besar menjadi emiten, BEI bekerja sama dengan berbagai pihak. “Kami bekerja sama dengan Ernst & Young dalam program road to IPO, serta bank-bank besar untuk memberikan panduan dalam memanfaatkan pasar modal,” jelas Nyoman.
BEI juga melakukan kolaborasi dengan asosiasi, instansi pajak, dan pemerintah daerah untuk memperluas jangkauan sosialisasi. “Kami membuka diri untuk semua jenis perusahaan, baik kecil, menengah, besar, termasuk BUMN,” tukasnya.
BEI melihat prospek IPO pada semester II/2024 dengan optimisme, meskipun terjadi transisi pemerintahan yang baru. BEI percaya bahwa kondisi ekonomi yang relatif kondusif dan potensi pertumbuhan di beberapa sektor akan mendukung aktivitas IPO.
Hingga akhir semester pertama tahun ini, sebanyak 25 Perusahaan telah mencatatkan saham di BEI dengan total penggalangan dana mencapai Rp4 triliun. Saat ini, terdapat 24 perusahaan dalam pipeline BEI yang sedang dipersiapkan untuk melakukan IPO.