STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil yang menarik di semester pertama 2024. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan ada perkembangan dalam pendapatan dan laba bersih emiten.
Menurut Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif & Bursa Karbon OJK. hingga 2 Agustus 2024, dari 934 emiten yang terdaftar, 772 emiten telah menyampaikan Laporan Keuangan (LK) 2022-2024. Lalu bagaimana kinerjanya sampai triwulan kedua 2024? “Dari sisi pendapatan terdapat pertumbuhan sebesar 4,02% atau naik sebesar Rp8,5 triliun dibandingkan dengan triwulan dua tahun sebelumnya,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Inarno mengatakan, tiga sektor mencatatkan lonjakan pertumbuhan pendapatan yang signifikan. Sektor kesehatan tumbuh sebesar 11,77%, diikuti oleh sektor finansial yang naik 9,74%, dan sektor properti serta real estate yang meningkat 6,33%.
Namun, lanjut dia, jika melihat kontribusi terhadap total nilai pertumbuhan pendapatan, sektor finansial menjadi yang terbesar. Sektor ini menyumbang 44,2% atau Rp39,1 triliun dari total pertumbuhan pendapatan. Sektor consumer non-cyclical berkontribusi 27,7% atau Rp24,52 triliun. Adapun sektor consumer cyclical menyumbang 11,41% atau Rp10,10 triliun.
Dari sisi profitabilitas, laba bersih mengalami pertumbuhan 3,43% atau naik Rp8,91 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Dari 11 sektor yang ada di Bursa, apabila dilihat dari pertumbuhan profitabilitas atau pertumbuhan laba bersih atau penurunan kerugian, Lima sektor secara agregat mengalami peningkatan profitabilitas yaitu sektor finansial, sektor basic material, sektor health care, sektor consumer cyclical, dan juga sektor infrastruktur,” tambah Inarno.
Namun, tidak semua sektor mencatatkan hasil positif. Sektor teknologi mengalami penurunan kerugian secara agregat, sedangkan sektor energi, industrial, transportasi dan logistik, properti dan real estate, serta consumer non-cyclical mengalami penurunan profitabilitas secara keseluruhan.