STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia meroket pada penutupan perdagangan Selasa (6/8/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (7/8/2024) WIB. Pasar minyak bersiap menghadapi kemungkinan serangan Iran terhadap Israel, sementara Wall Street kembali menguat setelah penurunan tajam sebelumnya.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 26 sen atau 0,36% menjadi US$73,20 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober bertambah 18 sen atau 0,24% mencapai US$76,48 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Minyak mentah AS naik di atas US$73 per barel. West Texas Intermediate ditutup pada level terendah dalam enam bulan pada hari Senin setelah pasar saham AS terjun karena kekhawatiran resesi. Namun, harga minyak stabil kembali saat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mulai bangkit pada hari Selasa. Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah juga menjaga harga minyak tetap stabil. Israel sedang mempersiapkan diri menghadapi serangan Iran setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di Teheran minggu lalu.
John Kilduff, mitra pendiri Again Capital, mengatakan kepada CNBC bahwa ketidakpastian besar ini menjaga harga minyak tetap stabil. “Jika kita tidak menghadapi gejolak di pasar saham dan pasar modal secara umum, harga minyak akan jauh lebih tinggi,” ujarnya.
Pasar minyak sebagian besar mengabaikan ketegangan geopolitik di Timur Tengah karena pasokan minyak mentah belum terganggu. Namun, analis telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa konflik langsung antara Israel dan Iran, anggota OPEC, bisa mengganggu aliran minyak.
Serangan roket di sebuah pangkalan AS di Irak diyakini telah melukai beberapa personel Amerika, menurut seorang pejabat pertahanan kepada NBC News. Daniel Yergin, wakil ketua S&P Global, mengatakan kepada CNBC bahwa sangat mengejutkan pasar minyak sejauh ini belum memperhitungkan risiko konflik yang tampaknya sangat dekat ini.
