STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – – Indonesia menunjukkan antusiasme tinggi terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI). Survei Statista Consumer Insights 2024 menempatkan Indonesia di posisi keempat dunia, dengan 41% responden mengaku gemar menggunakan AI dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil survei Ipsos juga memperlihatkan hal serupa. Masyarakat Asia umumnya memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang produk dan layanan AI. Indonesia bahkan berada di posisi kedua dunia dengan 80%, hanya sedikit di bawah China yang 81%.
Meski minat tinggi, kemampuan praktis untuk membangun AI masih terbatas. Menjawab kebutuhan tersebut, AICO Community menghadirkan program edukasi yang langsung bisa dipraktikkan.
Program Nasional Digital AI (Workshop PANDAI) bertajuk “Bikin AI dari Nol” digelar bekerja sama dengan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Acara berlangsung Selasa, 23 September 2025, di Auditorium ISTN, Jakarta.
Workshop ini fokus memperkenalkan literasi teknis, sehingga peserta tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga kreator AI. Metode pembelajaran bertahap mengajak peserta memahami dasar hingga praktik pembuatan model AI.
Kegiatan ini diikuti lebih dari 400 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, hingga praktisi. Mereka mendapatkan materi mulai dari pengenalan AI dan Large Language Model (LLM), pemahaman dataset dan proses tokenisasi, praktik melatih model GPT sederhana, hingga live demo pembuatan AI interaktif. Diskusi mengenai dampak sosial dan etika penggunaan AI juga digelar.
Semua materi teknis dibimbing langsung oleh Akmal Muzakki, AI Engineer AICO Community, dengan pendekatan ramah bagi pemula.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyampaikan apresiasi terhadap AICO Community. “Saya mengapresiasi AICO Community yang mempelopori program ini. Harapannya, makin banyak generasi muda Indonesia yang lahir sebagai talenta digital unggul,” kata Nezar melalui video virtual.
Dukungan juga datang dari Kemenparekraf. Dandy Yudha Feryawan, Direktur Teknologi Digital Baru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menekankan pentingnya percepatan adopsi teknologi AI. “Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa terpisahkan dari AI. Indonesia saat ini berada dalam tahap early adopters. Workshop hari ini tujuannya untuk mengenalkan teman-teman bukan hanya sebagai pengguna AI saja,” ujar Dandy.
Dari sisi komunitas, Reynaldi Francois, Co-Founder AICO Community, menegaskan workshop ini bertujuan melahirkan pencipta teknologi. “Lewat workshop Bikin AI dari Nol, kami mengajak 400 peserta yang hadir bukan hanya jadi konsumen, tapi pencipta AI, arsitek yang bikin model AI sendiri dan kembangkan solusi lokal untuk Indonesia. Di sini kita belajar bahwa AI bukan sihir, ada matematika, logika, dan kode di baliknya. Harapannya, ilmu ini bisa jadi langkah awal untuk melahirkan AI yang nyata manfaatnya, misalnya membantu petani di Garut, mendukung UMKM di Tanah Abang, atau membuat algoritma diagnosis penyakit bagi rumah sakit di Papua,” jelas Reynaldi.
Data global menunjukkan Indonesia termasuk salah satu negara dengan antusiasme tertinggi dalam mengadopsi AI. Melihat potensi besar ini, AICO Community berkomitmen menjembatani akademisi, komunitas, dan pemerintah dalam pengembangan teknologi AI.
Workshop PANDAI: Bikin AI dari Nol menjadi bukti nyata pemanfaatan momentum tersebut. Program ini dirancang meningkatkan kemampuan masyarakat agar tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta teknologi AI. Dengan kolaborasi komunitas, akademisi, dan pemerintah, Indonesia memiliki peluang besar untuk tampil sebagai pemain penting dalam lanskap AI global.