STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) terus mendorong sektor UMKM berkembang di tengah pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Komitmen tersebut sejalan dengan agenda pemerintah yang terus memacu pertumbuhan UMKM melalui kemudahan pelaku UMKM mendapatkan akses permodalan dan perluasan pasar.
Direktur Utama Bank Sampoerna, Ali Rukmijah, menyampaikan bahwa dengan situasi ekonomi yang terus membaik, pihaknyaakan memacu dukungan terhadap UMKM melalui pemberian fasilitas transaksi pembayaran dan pembiayaan usaha. Untuk lebih memaksimalkan dukungan terhadap UMKM, Bank Sampoerna berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasukperusahaan fintech.
“Masih banyak UMKM yang tidak dapat masuk ke sistem keuangan formal karena terkendala persyaratan yang ketat dan tantangan geografis yang tidak mudah. Karena itu kami berupaya hingga UMKM juga akan dapat memperoleh manfaat dari penerimaan berbagai metode pembayaran selain pembayaran tunai, termasuk pembayaran dengan menggunakan QRIS. Selain memberikan pembiayaan dan layanan langsung ke UMKM, Bank Sampoerna juga memberikan pembiayaan secara tidak langsung ke UMKM dengan membuka pintu lebar-lebar kerja sama dengan perusahaan-perusahaan fintech yang memiliki kesamaan visi dan komitmen terhadap UMKM yaitu membantu pelaku UMKM bisa naik kelas,” ujar Ali.
“Pinjaman yang disalurkan (disbursement) sepanjang paruh pertama tahun 2022 sendiri mencapai hampir Rp 4 triliun, atau meningkat 30% dibandingkan pinjaman yang disalurkan pada paruh pertama tahun 2021. Namun demikian, dengan penyaluran pinjaman yang relatif rendah di sepanjang tahun 2021 peningkatan outstanding loan (pinjaman yang tercatat di neraca) per akhir Juni 2022 hanya sebesar 3,1% menjadi Rp 8,7 triliun dibandingkan dengan outstanding loan per akhir Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sekitar 40% pinjaman diberikan secara langsung ke UMKM,” ungkap Henky Suryaputra, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna.
Sejalan dengan penyaluran pinjaman, Bank Sampoerna juga terus melanjutkan transformasi digital. Pada kuartal dua tahun2022 ini, proses pembukaan tabungan Sampoerna Mobile Saving secara daring (online) telah lebih sederhana dengan pemanfaatan fitur pengenalan wajar (face recognition) dan deteksi keaslian pengguna (liveness detection). Selain memudahkan nasabah secara umum, fitur baru ini juga mempermudah pengusaha UMKM membuka tabunganSampoerna Mobile Saving dan menerima pembayaran lewatQRIS dengan meng-install aplikasi Sampoerna Mobile Merchant.
Keberlangsungan kolaborasi dan transformasi digital Bank Sampoerna juga berdampak pada pembiayaan pada perusahaanP2P (peer-to-peer) lending dan nilai transaksi virtual accountsyang difasilitasi. Hingga saat ini, beberapa perusahaan P2P lending yang bekerja sama dengan Bank Sampoerna, di antaranya Mekar, Julo, Indodana, Kredivo, dan Akulaku. Sementara perusahaan fintech payment gateway (gerbangpembayaran), yang telah bekerja sama adalah Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra.
“Per akhir Juni 2022, pembiayaan yang diberikan Bank Sampoerna pada perusahaan P2P telah naik lebih dari dua kali lipat hingga ratusan miliar rupiah dibandingkan dengan tahunsebelumnya. Demikian pula nilai transaksi virtual accounts yang difasilitasi Bank Sampoerna di semester pertama tahun 2022 inimencapai triliunan rupiah setiap bulannya, meningkat 80% dibandingkan rata-rata nilai transaksi bulanan periode yang sama tahun lalu,” ujar Henky.
“Dengan kolaborasi yang apik dengan berbagai pihak dan ditopang oleh transformasi digital yang terus dilakukanperusahaan, hingga kuartal II tahun 2022 ini Bank membukukan laba bersih sebesar Rp 26,6 miliar atau naik 44% dari labasemester pertama tahun sebelumnya sebesar Rp18,5 miliar,” lanjut Henky. Peningkatan laba tak lepas dari peningkatan pendapatan bunga bersih, termasuk di dalamnya penurunan beban bunga. Kondisi ekonomi yang semakin membaik memungkinkan Bank untuk melepaskan dana mahal, sehingga rasio dana murah (CASA ratio) meningkat menjadi 26% dari18% pada satu tahun sebelumnya, pengelolaan likuiditas pun lebih efisien dengan rasio pinjaman terhadap DPK (Loans to Deposits Ratio) 87%, dibandingkan dengan 76% pada satu tahun sebelumnya.
Rasio kredit bermasalah (NPL/ non-performing loan) pada akhir Juni 2022 dijaga sebesar 2,6%, atau lebih baik daridibandingkan rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar3,0% pada akhir Maret 2022. Pada semester pertama tahun 2022 ini pula, Bank Sampoerna membukukan beban penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 186 miliar atau meningkat 71% dibandingkan beban yang dibukukan pada periode yang samatahun 2021. Dengan demikian, Bank Sampoerna memiliki fundamental kualitas kredit yang lebih baik dengan rasiopenyisihan piutang tak tertagih terhadap total piutang taktertagih (rasio CKPN terhadap NPL) mencapai 140%.
Disampaikan Henky bahwa kolaborasi merupakan kunci untukmendukung UMKM yang berjumlah puluhan juta, memilikiragam karakteristik dan tersebar luas secara geografis. “Dengan kolaborasi, kami jadi punya sahabat yang memberikan dukungansumber daya dan moril yang lebih banyak untuk terus membantuUMKM tumbuh dan berkembang,” tutup dia.