STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street ditutup perkasa pada penutupan perdagangan Selasa (13/12) waktu setempat. Menguatnya Bursa Saham Amerika Serikat (AS) itu antara lain dipicu oleh rilis data inflasi negeri paman Sam tersebut.
Berdasarkan laporan yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS, inflasi di negara tersebut melandai ke level 7,1% secara tahunan atau year-on-year (YoY). Angka ini lebih rendah dari perkiraan para ekonom peningkatan 7,3% dan merupakan inflasi yang terendah sejak Desember 2021. Adapun inflasi secara bulanan atau month-on-month (MoM) pada November 2022 sekitar 0,1%.
Rendahnya inflasi AS ini kembali mencuatkan ekspektas bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan suku bunga, sehingga imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan tajam.
The Fed diperkirakan akan meniaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember 2022. Kemudian sebesar 25 basis poin pada Januari dan Maret 2023.
Melansir Reuters, kemarin indeks Dow Jones Industrial Average di Bursa Efek New York, AS, naik 103,6 poin (0,3%) menjadi 34.108,64. Indeks S&P 500 melonjak 29,09 poin (0,73%) menjadi 4.019,65. Indeks komposit Nasdaq meroket 113,08 poin (1,01%) menjadi 11.256,81.