STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas pada akhir perdagangan Rabu (5/4/2023) waktu setempat atau Kamis pagi (6/4/2023) WIB turun tipis. Ini lantaran para investor berburu cuan setelah dua sesi berturut-turut harga logam mulia ini mengalami kenaikan.
Kendati dikepung aksi ambil untung para pemilik modal, namun harga emas tetap kuat bertahan di atas level psikologis yakni 2.000 dolar AS per ounce. Ini seiring banyaknya tanda-tanda akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, sebagaimana dikutip dari Antara News, ditutup lebih rendah 2,60 dolar AS atau 0,13% menjadi 2.035,60 dolar AS per ounce. Harga logam kuning ini sempat menyentuh level tertinggi sesi di kisaran 2.049,20 dolar AS per ounce dan terendah di 2.026,10 dolar AS per ounce.
Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan Selasa (4/4/2023) waktu setempat, harga emas berjangka menguat 37,80 dolar AS atau 1,89% menjadi 2.038,20 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya yakni pada Senin (3/4/20230) waktu setempat, harga emas berjangka berakhir melesat 14,20 dolar AS atau 0,71% menjadi 2.000,40 dolar AS. Namun, di penutupan perdagangan Jumat (31/3/2023) waktu setempat, harga emas berjangka tergelincir 11,50 dolar AS atau 0,58% menjadi 1.986,20 dolar AS per ounce.
Kalangan analis pasar mencatat bahwa faktor perdagangan teknis membantu menjaga emas tetap berada di atas level psikologis penting yakni 2.000 dolar AS per ounce pada Rabu (5/4/2023). Para pelaku pasar sebagian besar menepis komentar Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester yang mengatakan bahwa suku bunga AS akan terus naik kendati ekonomi melemah. Mester juga menegaskan bahwa suku bunga akan tetap bertenger di atas angka 5,0% dalam waktu yang lebih lama.