STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pendapatan bersih PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) per September 2023 naik 48,3% menjadi US$2,23 miliar, dari US$1,51 miliar per September 2022.
Sebesar US$1,72 miliar (77,2%) pendapatan GIAA pada Januari- September 2023 berasal dari penerbangan berjadwal, sedangkan US$274,25 juta dari penerbangan tidak berjadwal.
Meski pendapatan naik, emiten jasa transportasi udara beraset US$6,15 miliar per September 2023 itu menderita kerugian sebesar US$72,38 juta pada Januari-September 2023. Pada periode yang sama tahun 2022, GIAA membukukan laba sebesar US$3,7 miliar.
Kerugian GIAA di tengah peningkatan pendapatan, menurut laporan keuangan September 2023 yang dipublikasikan Selasa (31/10), disebabkan, antara lain, oleh kenaikan beban usaha sebesar 3,37% jadi US$1,99 miliar per September 2023, dari US$1,85 miliar per September 2022. Beban terbesar GIAA dari operasional penerbangan yakni sebesar US$1,13 miliar.
Selain itu, kerugian GIAA per September 2023 juga dipicu oleh beban lain-lain sebesar US$344,12 juta pada Januari-September 2023. Di periode yang sama 2022, Perseroan membukukan pendapatan lain-lain sebesar US$4,27 miliar.
Per September 2023, total kewajiban GIAA sebesar US$7,76 miliar. Ini terdiri atas utang jangka pendek US$1,54 miliar dan utang jangka panjang US$6,21 miliar. GIAA memiliki ekuitas negatif US$1,61 miliar per September 2023.