STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor baru di atas US$3.000 per ons pada penutupan perdagangan Selasa (18/3/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (19/3/2025) WIB, Ketegangan di Timur Tengah dan kebijakan tarif Amerika Serikat mendorong investor mencari aset aman.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot naik sempat menyentuh level tertinggi US$3.028,24 di awal perdagangan. Hingga penutupan, harga naik 1,2% ke US$3.037,38 per ons. Kontrak emas berjangka AS juga naik 1,3% ke US$3.043,40 per ons.
Emas pertama kali menembus US$3.000 per ons pada 14 Maret. Sejak awal tahun, harga emas sudah naik lebih dari 14% dan mencatat rekor tertinggi sebanyak 14 kali.
“Ini adalah badai sempurna yang mendukung emas,” kata Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank. Ia menyoroti ketidakpastian ekonomi AS dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sebagai faktor utama.
Konflik di Gaza kembali memanas. Serangan udara Israel menewaskan 326 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas pun berakhir.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan berbagai tarif baru. Setelah memberlakukan bea masuk 25% untuk baja dan aluminium pada Februari, ia berencana menambah tarif baru pada 2 April.
Pasar juga menanti keputusan bank sentral AS, Federal Reserve, yang akan menggelar pertemuan pekan ini. The Fed mempertahankan suku bunga sepanjang tahun ini setelah memangkasnya tiga kali pada 2024. Pasar memperkirakan pemangkasan lanjutan akan dilakukan pada Juni.
“FOMC AS berada di tengah kebijakan tarif yang kacau. Jika sikap mereka cenderung dovish, harga emas bisa naik lebih tinggi,” ujar Nitesh Shah, analis komoditas di WisdomTree.
Bank ANZ menaikkan perkiraan harga emas tiga bulan ke US$3.100 dan enam bulan ke US$3.200. UBS juga mematok target harga emas tahun ini di US$3.200.