STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro pada penutupan perdagangan Selasa (18/3/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (19/3/2025) WIB. Pelemahan ini terjadi setelah parlemen Jerman menyetujui rencana belanja besar-besaran. Pasar juga menanti keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve yang bisa memberi petunjuk soal arah suku bunga AS..
Mengutip CNBC International, euro naik 0,2% menjadi US$1,0945 setelah sempat menyentuh US$1,0954, level tertinggi sejak 10 Oktober. Keputusan Jerman untuk meningkatkan belanja dianggap sebagai langkah besar setelah puluhan tahun menerapkan kebijakan fiskal ketat.
“Jerman, dan secara lebih luas zona euro, akhirnya membenahi kebijakan fiskalnya. Ini bukan hanya langkah yang sudah lama ditunggu, tetapi juga mendukung potensi penguatan euro dalam jangka menengah,” kata Michael Brown, Analis Senior di Pepperstone.
Euro juga mendapat dorongan setelah data menunjukkan sentimen investor di Jerman membaik lebih dari yang diperkirakan pada Maret.
Pergerakan mata uang cenderung terbatas karena pelaku pasar menunggu pengumuman kebijakan dari bank sentral utama, termasuk keputusan The Fed pada Rabu.
Para analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan kebijakan moneter karena inflasi masih menjadi perhatian utama. Namun, investor menunggu proyeksi ekonomi terbaru dari para pejabat The Fed untuk melihat dampak kebijakan pemerintahan Trump terhadap ekonomi AS.
“Proyeksi ekonomi (Summary of Economic Projections/SEP) akan menjadi aspek paling menarik. Inflasi dalam jangka pendek kemungkinan akan sedikit lebih tinggi, sementara proyeksi pertumbuhan sedikit diturunkan. Namun, keyakinan terhadap perkiraan ini masih lemah karena kondisi ekonomi global terus berubah,” ujar Brown.
Dolar AS sempat menyentuh level tertinggi dalam dua minggu terhadap yen sebelum kembali melemah ke 149,165 yen menjelang keputusan kebijakan Bank of Japan (BoJ) pada Rabu.
BoJ diperkirakan akan membahas dampak perang dagang AS yang semakin meningkat terhadap ekonomi Jepang.
“Kami memperkirakan penyesuaian dalam ekspektasi suku bunga terminal akan tetap bertahan setelah pertemuan BoJ,” kata Lee Hardman, Analis Mata Uang Senior di MUFG.
Di pasar mata uang lainnya, dolar Australia melemah 0,4% ke US$0,6358 setelah sempat mencapai level tertinggi dalam sebulan pada Senin.
Sementara itu, Bitcoin turun 2,5% menjadi US$81.922, mencerminkan tekanan di pasar aset kripto.