STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak lebih dari 1%, mencapai level tertinggi dalam dua minggu terakhir pada penutupan perdagangan Kamis (20/6/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (21/6/2024) WIB. Kenaikan ini dipicu oleh data ekonomi terbaru AS yang menunjukkan perlambatan, serta spekulasi tentang kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga tahun ini.
Mengutip CNBC International, harga emas spot akhirnya naik 1,33% menjadi US$2.358,26 per ons. Sementara itu, kontrak emas AS ditutup 0,9% lebih tinggi di US$2.369.
“Banyak yang mengharapkan Federal Reserve AS akan memulai program pelonggaran kebijakan moneter. Saya menduga ada beberapa posisi beli yang masuk ke pasar,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Data menunjukkan klaim pengangguran AS turun, menandakan pasar tenaga kerja yang relatif stabil. Pembangunan rumah satu keluarga di AS pada bulan Mei turun 5,2%, mencapai tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 982.000 unit.
“Para pelaku pasar logam mulia lebih percaya diri menjelang akhir pekan ini, setelah laporan penjualan eceran AS yang mengecewakan awal minggu ini,” kata Jim Wyckoff, analis senior pasar di Kitco Metals, dalam catatannya.
Saat ini, para trader memperkirakan ada sekitar 64% kemungkinan Federal Reserve akan memotong suku bunga pada bulan September, menurut alat CME FedWatch. Pemangkasan suku bunga ini bisa mengurangi biaya kesempatan untuk menyimpan logam mulia yang tidak menghasilkan bunga.
Permintaan sebagai aset pelindung, yang didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, serta pembelian yang konsisten dari bank sentral, juga berperan dalam meningkatkan harga emas dari Maret hingga Mei. Kenaikan ini mendorong harga spot emas mencapai rekor tertinggi US$2.449,89 pada 20 Mei lalu.