STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas turun pada penutupan perdagangan Jumat (3/5/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (4/5/2024) WIB. Harga komoditas ini turun ke level terendah dalam sebulan meskipun data pekerjaan AS lebih lemah dari perkiraan. Hal ini melanjutkan koreksi dari reli bulan lalu karena investor merealisasikan keuntungan seiring meredanya risiko geopolitik.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0,05% menjadi US$2.302,09 per ons. Ini merupakan penurunan mingguan kedua berturut-turut, dengan pelemahan mencapai 1,8%. Sementara itu, harga kontrak emas AS sedikit lebih tinggi sekitar US$2.311,10.
Harga emas naik tajam ke US$2.320,78 setelah data menunjukkan bahwa nonfarm payrolls AS hanya meningkat sebanyak 175.000 pekerjaan bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan ekonom sebesar 243.000.
Data pekerjaan membuat banyak orang yakin bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga tahun ini. Hal tersebut mendorong investor untuk mencari aset yang lebih berisiko. Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank, menyebut sentimen ini sebagai ‘risiko aktif’, yang berarti permintaan terhadap emas menurun. Emas juga terlihat mengabaikan penurunan suku bunga obligasi Amerika Serikat.
Meskipun begitu, harga emas masih mengalami penurunan sebesar 5,7%, atau sekitar US$140, sejak mencapai rekor tertingginya sebesar US$2.431,29 pada bulan April. Penurunan ini dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah dan pembelian bank sentral yang kuat.
Terperangkap dalam penurunan harga emas, harga perak turun 0,6% menjadi US$26,5268. Perak mengalami penurunan mingguan. Sebaliknya, platinum mengalami kenaikan 0,3% menjadi US$952,76, meningkat sekitar 5% dalam seminggu. Sementara itu, palladium naik 1,2% menjadi US$946,965.