STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia turun pada penutupan perdagangan Jumat (3/5/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (4/5/2024) WIB. Minyak dunia mencatatkan kerugian mingguan terbesar dalam tiga bulan terakhir. Adapun pemicu penurunan ini adalah data pekerjaan di Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan dan spekulasi tentang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni melorot 84 sen, atau 1,06%, menjadi US$78,11 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli 2024 ambles 71 sen, atau 0,85%, menjadi US$82,96 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Investor khawatir bahwa suku bunga yang tinggi akan menghambat pertumbuhan ekonomi di AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia. Sepanjang pekan lalu, harga minyak WTI dan Brent masing-masing tergerus sekitar 6,5% dan 7%.
Pertumbuhan lapangan kerja AS mengalami perlambatan pada bulan April. Pada saat yang sama, kenaikan gaji tahunan juga melambat. Hal ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan melakukan pemangkasan suku bunga tahun ini, mungkin pada bulan September.
Meskipun demikian, Federal Reserve mempertahankan suku bunga pada minggu lalui dan mencatat tingkat inflasi yang tinggi yang bisa menunda pemangkasan suku bunga.
Menurut laporan Baker Hughes pada Jumat, perusahaan energi AS mengurangi jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut, mencapai level terendah sejak Januari 2022.
Selain itu, premi risiko geopolitik yang disebabkan oleh perang Israel-Hamas mulai memudar karena kedua belah pihak mempertimbangkan gencatan senjata sementara.
Pertemuan berikutnya dari produsen minyak OPEC+ dijadwalkan pada 1 Juni. Tiga sumber dari grup OPEC+ mengatakan bahwa mereka dapat memperpanjang pemangkasan produksi minyak sukarela mereka di luar bulan Juni jika permintaan minyak tidak meningkat.