STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) mengakui penurunan harga saham yang disebabkan oleh penerapan Full Call Auction oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 25 Maret 2024. Sistem ini diterapkan untuk saham-saham di Papan Pemantauan Khusus. Kriteria yang menyebabkan saham masuk ke papan ini adalah rata-rata harga saham kurang dari Rp51,00 dalam enam bulan terakhir di Pasar Reguler.
Natassha Yunita, Head of Investor Relations BHIT, menyatakan, pihaknya memahami fluktuasi ini bisa menimbulkan kekhawatiran bagi para investor. “Untuk itu, kami ingin memberikan klarifikasi dan menegaskan kembali komitmen terhadap peningkatan nilai jangka panjang Perusahaan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi yang diunggah di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/6/2024).
Meski masuk ke Papan Pemantauan Khusus, Natassha menegaskan bahwa kondisi fundamental perusahaan sangat baik. Sebagai salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia, MNC Group fokus pada empat bisnis strategis: Media dan Hiburan, Jasa Keuangan, Perhotelan Hiburan, dan Energi.
Di bidang media dan hiburan, MNC Asia Holding mengelola empat FTA nasional yakni RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews. Perusahaan juga memiliki layanan Pay TV terbesar dengan jaringan satelit dan broadband tetap. Di ranah media digital, mereka mengoperasikan super app AVOD dan SVOD terbesar, RCTI+ dan Vision+, dengan lebih dari 53 juta pengguna aktif bulanan.
Di sektor jasa keuangan, MNC Asia Holding menyediakan layanan terintegrasi konvensional dan digital, termasuk perbankan, sekuritas, asuransi, pembiayaan konsumen, manajemen aset, fintech, dan payment gateway.
Perusahaan juga memiliki portofolio perhotelan hiburan yang mencakup Kawasan Ekonomi Khusus MNC Lido City seluas 3.000 hektar di Lido, Jabodetabek. Mereka memiliki gedung perkantoran dan hotel seperti Park Hyatt Jakarta, Oakwood Hotel dan One East Penthouse & Residences di Surabaya, The Westin Resort Nusa Dua, Bali International Convention Center, dan MNC Bali Resort.
Di sektor energi, MNC Asia Holding mengendalikan delapan IUP batubara di Sumatera Selatan dengan berbagai fasilitas pendukung seperti jalan pengangkut, tempat penimbunan, dan pelabuhan batubara.
“Kuatnya fundamental yang kami miliki membangun kepercayaan diri investor. Kami yakin kondisi ini akan segera terselesaikan. Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan BHIT ke Papan Utama,” pungkas Natassha.