STOCKWATCH.ID(NEWYORK) – Bursa saham Wall Street kembali jatuh pada penutupan perdagangan hari Senin (10/10) waktu setempat. Menurut Dimas wahyu – analis Bahana Sekuritas, rontoknya Bursa Saham Amerika Serikat (AS) karena para pelaku pasar menanti rilis data inflasi dan laporan keuangan.
Hariyanto Wijaya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia menambahkan, indeks ekuitas AS ditutup lebih rendah pada hari Senin kemarin karena suasana risk-off yang dirasakan bertahan. Investor mencerna laporan pekerjaan Jumat dan komentar dari pejabat Fed.
Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan dia yakin suku bunga acuan Fed perlu naik dan tetap pada level tinggi untuk beberapa waktu. Dia juga mengatakan suku bunga Fed yang tinggi, ditambah dengan program pengetatan kuantitatif bank sentral, dapat membatasi pertumbuhan ekonomi AS dan melemahkan pasar tenaga kerja AS. Sementara itu, Wakil Ketua Fed Lael Brainard menegaskan kembali perlunya Fed untuk membuat keputusan kebijakan berdasarkan data”,”jelasnya, dalam laporan riset yang diterbitkan hari ini..
Maxi Liesyaputra, Research Analyst BNI Sekuritas, mengemukakan, Pemerintah AS mengumumkan kontrol ekspor baru yang membatasi perusahaan AS yang menjual semikonduktor komputasi canggih dan peralatan manufaktur terkait ke China. “Nasdaq mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir. Investor juga menunggu data inflasi AS yang akan rilis pada mingggu ini,”paparnya.
Edwin Sebayang, pengamat Pasar Modal menuturkan, tekanan jual terus melanda Wall Street. Bahkan, lanjut dia, indeks berbasis saham teknologi Nasdaq turun terendah sejak July 2020 setelah semalam anjlok dihari keempat sebesar -1.04%.
Sementara itu, Indeks DJIA juga turun dihari keempat sebesar -94 poin/-0.32%. Sehingga selama 4 hari perdagangan DJIA turun tajam sekitar -1114 poin/-3.72%) seiring turunnya The Philadelphia SE Semiconductor Index sebesar 3.5% setelah pemerintahan Biden mempublikasikan sejumlah aturan yang mengontrol ekspor. “Termasuk aturan untuk cut China off dari beberapa pembuatan chip semikonduktor dimanapun didunia. Ini terkait peralatan buatan USA.”imbuhnya
Kemarin, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) ditutup melemah 0,32%. Hal yang sama juga terjadi dengan S&P 500 yang mengalami penurunan 0,75%. Adapun indeks Nasdaq terkoreksi lebih dalam lagi sebesar 1,04%.