STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mencapai puncak tertinggi dalam lima bulan terakhir dan mengalami kenaikan mingguan pada penutupan perdagangan Jumat (5/4/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (6/4/2024) WIB. Ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah seiring rencana penutupan kedutaan Israel di sejumlah negara akibat ancaman dari Iran.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2024 ditutup naik 32 sen atau 0,37% menjadi US$86,91 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni 2024 berakhir meroket 52 sen atau 0,57% menjadi US$91,17 per barel di London ICE Futures Exchange. WTI dan Brent masing-masing naik 4,5% dan 4,2% selama seminggu ini.
Menurut laporan media Israel, negara itu telah menutup 28 kedutaannya di seluruh dunia karena khawatir akan serangan balasan dari Iran. Adapun Iran menyalahkan Israel atas serangan rudal yang menewaskan seorang jenderal Iran di konsulatnya di Damaskus. Namun, Israel tidak mengakui bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Minyak mentah WTI dan Brent telah membentuk “golden cross” minggu ini, yang terjadi saat rata-rata pergerakan 50 hari melewati rata-rata pergerakan 200 hari. Umumnya, investor menganggap golden cross sebagai tanda momentum positif dan potensi kenaikan lebih lanjut.
Rata-rata pergerakan 50 hari untuk minyak mentah WTI naik tipis menjadi US$79,07 per barel, melewati rata-rata pergerakan 200 hari sebesar US$79,02. Sementara itu, rata-rata pergerakan 50 hari untuk minyak Brent mencapai US$83,74 per barel, melampaui rata-rata pergerakan 200 hari sebesar US$83,54.
Adam Varga, seorang analis dari perusahaan pialang minyak PVM, mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap warga sipil Israel.
Di sisi lain, Adam Varga menyatakan bahwa serangan drone yang dilakukan oleh Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pasokan minyak mentah dan produk.
“Ini adalah alasan paling penting di balik kenaikan yang telah membawa harga Brent bulan depan dari US$72/bbl pada pertengahan Desember menjadi di atas US$90/bbl kemarin,” katanya.
Harga minyak mentah telah mengalami penguatan sepanjang tahun ini. WTI meningkat hampir 21,2% dan Brent naik sebesar 18,3%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan harapan akan masuknya pasar ke dalam defisit pasokan.