STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –
Manajemen PT Merdeka Copper Gold Tbk MDKA) mengumumkan, pihaknya telah melakukan penggabungan merger dua anak usahanya, yakni PT Pani Bersama Jaya (PBI) dan PT Andalan Bersama Investama (ABI). Tujuan merger kedua anak usaha tersebut adalah untuk fokus menggarap proyek emas Pani.
Direksi MDKA dalam keterbukaan informasi, Selasa (20/12) mengemukakan, ABI dan PBJ telah bersepakat melakukan penggabungan, di mana ABI akan bergabung ke dalam PBJ, dengan metode penggabungan kepentingan. “Nilai penggabungan kedua anak perusahaan MDKA tersebut senilai Rp2,28 triliun, yang merupakan nilai keseluruhan modal ditempatkan dan disetor ABI,” tulis Direksi MDKA.
Setelah penggabungan ini, menurut Direksi MDKA, semua aktiva dan pasiva ABI akan beralih ke PBJ, dan pemegang saham ABI akan jadi pemegang saham PBJ. Selain itu, semua operasi dan kegiatan usaha ABI, termasuk semua izin, fasilitas, persetujuan, dan pemanfaatan pada ABI beralih dan akan dijalankan oleh PBJ.
“Transaksi ini, diharapkan dapat membantu perusahaan menciptakan sinergi operasional pada kegiatan yang dilaksanakan pada proyek Emas Pani yang berada di Provinsi Gorontalo, yang secara tidak langsung juga meningkatkan kinerja keuangan perseroan, sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham perseroan,” jelas Direksi MDKA dalam keterangan, Selasa (20/12).
Menurut Direksi MDKA, transaksi ini merupakan transaksi afiliasi, karena PBJ dan ABI merupakan perusahaan terkendali MDKA dengan kepemilikan saham masing-masing 83,35% dan 50,10%. Dalam kedua perusahaan ini juga terdapat anggota Direksi dan Dewan komisaris yang menjabat sebagai anggota direksi MDKA.
Proyek Emas Pani memungkinkan sumber daya gabungan IUP Pani dan Kontrak Karya Pani untuk dikembangkan menjadi satu proyek emas dengan sumber daya gabungan sebesar 4,7 juta ons emas. Proyek Emas Pani berpotensi memproduksi 250.000 ons emas per tahun selama 15 tahun, dan jumlahnya yang dapat terus bertambah setelah dilakukan eksplorasi lebih lanjut dan akan membuat Proyek Emas Pani sebagai tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik.
Dari sisi target pendapatan 2023, Perseroan menargetkan adanya pertumbuhan sebesar 12% dari Rencana Kerja 2022, begitupun dari sisi Net Profit ditargetkan akan naik 14% dari Rencana Kerja 2022. “Hal ini didorong dari peningkatan target pekerjaan Engineering Procurement Construction & Operation & Maintenance (EPC & OM), akuisisi data seismik, pekerjaan well services dan workover. “Jelas Jayanty.
Sementara itu dari Jasa Distribusi & Logistik Energi juga cenderung stabil karena berkaitan dengan kebutuhan BBM masyarakat mengingat potensi tantangan di depan terkait kondisi perekonomian dan ancaman resesi pada tahun 2023 bisa berdampak pada melemahnya kebutuhan BBM di masyarakat.