Selasa, September 17, 2024
33.6 C
Jakarta

November 2023, Neraca Perdagangan Surplus US$2,41 Miliar

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$2,41 miliar pada November 2023. Surplus ini berasal dari sektor nonmigas US$4,62 miliar, sedangkan di sektor migas mengalami defisit US$2,21 miliar. Nilai ekspor Indonesia pada November 2023 mencapai US$22 miliar, sementara impor sebesar US$19,59 miliar.

Menurut siaran pers BPS di Jakarta, Jumat (15/12), ekspor nonmigas November 2023 mencapai US$20,72 miliar, turun 0,29% dibanding Oktober 2023, dan turun 9,76% jika dibanding ekspor nonmigas November 2022.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-November 2023 mencapai US$236,41 miliar, turun 11,83% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$221,96 miliar, turun 12,47%.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas November 2023 terhadap Oktober 2023 terjadi pada komoditas besi dan baja sebesar US$167,1 juta (6,82%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$159,7 juta (6,56%).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-November 2023 turun 9,70% dibanding periode yang sama tahun 2022, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 10,55% dan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 21,47$.

Ekspor nonmigas November 2023 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu US$5,41 miliar, disusul India US$2,01 miliar dan Amerika Serikat US$1,94 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 45,16%. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$3,78 miliar dan US$1,29 miliar.

Adapun nilai impor Indonesia November 2023 mencapai US$19,59 miliar, naik 4,89% dibandingkan Oktober 2023, atau naik 3,29% dibandingkan November 2022.

Impor migas November 2023 senilai US$3,49 miliar, naik 8,79% dibandingkan Oktober 2023 dan naik 24,41% dibandingkan November 2022. Impor nonmigas November 2023 senilai US$16,10 miliar, naik 4,08% dibandingkan Oktober 2023 dan turun 0,37% dibandingkan November 2022.

Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar November 2023 dibandingkan Oktober 2023 adalah besi dan baja senilai US$138,7 juta (16,34%). Sementara itu, penurunan terbesar adalah logam mulia dan perhiasan/permata US$162,1 juta (54,11%).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-November 2023 adalah Tiongkok US$56,74 miliar (33,31%), Jepang US$15,20 miliar (8,92%), dan Thailand US$9,36 miliar (5,50%). Impor nonmigas dari ASEAN US$28,43 miliar (16,69%) dan Uni Eropa US$12,98 miliar (7,62%).

Sementara itu, menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-November 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$3.188,7 juta (9,74%) dan barang konsumsi US$1.471,0 juta (8,16%). Sementara itu, impor bahan baku/penolong turun US$19.464,7 juta (11,67%).

Artikel Terkait

Tiga Inovasi Digital Akselerasi Pengembangan Ekonomi Syariah di Wilayah Jawa

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bank Indonesia (BI) bersama mitra strategis...

Survei Konsumen Agustus 2024, Keyakinan Konsumen Meningkat

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mencatat, survei konsumen...

Cadangan Devisa Agustus 2024 Naik 3,30%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bank Indonesia (BI) mengumumkan, posisi cadangan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini