Sabtu, April 19, 2025
28.2 C
Jakarta

Pasar Saham dan Obligasi Ngebut Bareng di September 2024! OJK Beberkan Pemicunya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pasar saham domestik pada bulan September 2024 mencatatkan performa yang cukup positif. Hal ini dipicu oleh sentimen positif dari penurunan suku bunga acuan di pasar keuangan global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi di level 7.905 pada Kamis (19/9/2024).

Menurut Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IHSG mencatat kenaikan sebesar 0,34% secara month-to-date (hingga 27 September 2024) dan mencapai level 7.696. Jika dihitung secara year-to-date, penguatan IHSG mencapai 5,83%.

Selain itu, nilai kapitalisasi pasar per 27 September 2024 tercatat sebesar Rp12.875 triliun. Meskipun menurun 1,82% month-to-date, secara year-to-date kapitalisasi pasar masih mengalami kenaikan sebesar 10,37%.

Di tengah penguatan ini, investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) yang signifikan. “Total net buy dari investor non-resident mencapai Rp25 triliun secara month-to-date dan Rp52,75 triliun secara year-to-date,” kata Inarno, di Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Tidak hanya di pasar saham, obligasi juga mengalami penguatan. Indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik 1,28% month-to-date hingga mencapai level 396,13. Secara year-to-date, penguatan obligasi mencapai 5,74%.

Dari sisi imbal hasil, rata-rata yield Surat Berharga Negara (SBN) turun 10,76 basis poin (bps) month-to-date. Secara year-to-date, penurunan mencapai 7,64 bps. Di sisi lain, investor non-resident mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp20,82 triliun month-to-date di pasar SBN.

Namun, di pasar obligasi korporasi, investor asing justru mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp0,11 triliun month-to-date, dengan total aksi jual bersih sebesar Rp2,42 triliun secara year-to-date.

Di sektor pengelolaan investasi, nilai aset yang dikelola (AUM) tercatat mencapai Rp853,5 triliun, naik 1,44% month-to-date dan 3,5% year-to-date. Hingga 26 September 2024, terdapat net subscription sebesar Rp1,31 triliun month-to-date, meskipun secara year-to-date masih tercatat net redemption sebesar Rp9,8 triliun.

Di sisi lain, penggalangan dana melalui pasar modal tetap menunjukkan tren positif. “Total nilai penawaran umum hingga akhir September mencapai Rp137,05 triliun, dengan Rp4,39 triliun di antaranya berasal dari 28 emiten baru,” jelas Inarno.

Untuk securities crowdfunding (SCF), OJK mencatat bahwa hingga 26 September 2024, terdapat 17 penyelenggara yang sudah mendapatkan izin. Total penerbitan efek mencapai 625, dengan jumlah pemodal mencapai 163 ribu. Dana yang berhasil dihimpun dari SCF mencapai Rp1,22 triliun.

Pasar karbon yang diluncurkan pada 26 September 2023 juga menunjukkan hasil positif. Hingga 27 September 2024, tercatat 81 pengguna jasa dengan total volume perdagangan sebesar 613.897 ton CO2 ekivalen, dan nilai akumulasi mencapai Rp37,06 miliar.

Di tengah pertumbuhan ini, OJK juga menegaskan pentingnya penegakan aturan di pasar modal. “OJK telah memberikan sanksi administratif berupa denda kepada satu emiten dan satu sales perusahaan efek, serta memberikan perintah tertulis kepada satu perusahaan,” tutup Inarno.

Artikel Terkait

IHSG Melonjak 2,81%, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp11.120 Triliun Pekan Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)...

Jelang Libur Panjang, IHSG ke Zona Hijau, Naik 0,60%

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada...

Kuartal I 2025, IDXCarbon Catat Berbagai Pencapaian Positif

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) telah mencatatkan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru

<p>Anda tidak dapat copy content di situs ini</p>