STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE), mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp125 per unit. Dari IPO tersebut, emiten di bidang industri dan perdagangan barang jadi keperluan rumah tangga ini berhasil mendapatkan dana sebesar Rp30 miliar.
Direksi SPRE dalam prospektus tambahan IPO saham yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/6/2024) menjelaskan, penawaran umum 240 juta saham SPRE ke publik dimulai pada 27 Juni sampai dengan 01 Juli 2024. Penjatahan saham SPRE dan distribusi saham secara elektronik dilakukan masing-masing pada 01 dan 02 Juli 2024. Sedangkan pencatatan saham SPRE di BEI pada 03 Juli 2024.
Jumlah saham yang ditawarkan SPRE tersebut mencapai 30% dari modal disetor Perseroan setelah IPO saham dengan nilai nominal Rp25 setiap saham. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi Efek SPRE adalah PT MNC Sekuritas.
Dana hasil IPO tersebut, setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, sebesar 90,71% akan digunakan untuk membeli persediaan kebutuhan bahan baku produksi, seperti kain katun CVC, dakron (bed cover), dakron (badan bantal), busa dan retsleting. Sisanya 9,29% akan digunakan untuk pembelian mesin baru dan kendaraan operasional.
Perusahaan beraset Rp24,83 miliar per 31 Desember 2023 ini mampu membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp2,936 miliar (Rp35,59 per saham) pada 2023. Hasil ini meningkat siginfikan sebesar 223,70% dibandingkan laba SPRE sebesar Rp907,48 juta (Rp14,52 per saham) pada 2022.
Peningkatan laba bersih iini didukung oleh pertumbuhan penjualan SPRE sebesar 448,33%, dari Rp8,96 miliar pada 2022 menjadi Rp49,13 miliar pada 2023. (yan)