STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Selama periode 8-12 Januari 2024, pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap stabil dalam zona positif. Bersamaan dengan itu, pencatatan sejumlah instrumen finansial yang bervariasi mewarnai perdagangan di BEI.
Data perdagangan saham BEI selama periode 8 hingga 12 Januari 2024 mencatat peningkatan signifikan. Rata-rata nilai transaksi harian saham melonjak 17,20% menjadi Rp9,78 triliun. Ini menandakan daya tarik yang konsisten dari investor. “Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan pelaku pasar terhadap kondisi pasar modal Indonesia,” ujar Kautsar Primadi Nurahmad, Pj. S. Sekretaris Perusahaan, BEI, dalam keterangan resmi akhir pekan lalu.
Selain nilai transaksi harian yang menggembirakan, frekuensi dan volume transaksi harian saham juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 5,23% dan 3,26%, memperkuat citra positif perdagangan saham di BEI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi sebesar 1,49%, menjadi 7.241,138 dari 7.350,619 pada penutupan pekan sebelumnya. Setali tiga uang, kapitalisasi pasar BEI juga berkurang 3,63% dari Rp11.780,02 triliun menjadi Rp11.352,54 triliun.
Investor asing tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,12 triliun pada hari itu. “Investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih sepanjang tahun 2024 sebesar Rp6,07 triliun, menandakan kepercayaan berkelanjutan dalam investasi di pasar modal Indonesia,” tambah Kautsar.
Pencatatan berbagai instrumen finansial semakin menambah keberagaman pasar modal Indonesia. Selama pekan lalu, terdapat pencatatan 1 obligasi, 1 surat berharga perpetual, 6 saham, dan 3 waran di BEI. Di antara perusahaan yang mencatatkan sahamnya, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) dan PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) sebagai perusahaan ke-2 dan ke-3 yang tercatat di BEI tahun 2024.
Pada hari yang sama, PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA) dan PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) ikut serta dalam daftar perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Pencatatan MSJA di Papan Utama BEI, sementara SMLE di Papan Pengembangan BEI, menunjukkan pertumbuhan yang beragam di berbagai sektor industri.
Selanjutnya, obligasi dan surat berharga perpetual turut serta dalam tren positif ini. Obligasi VIII Danareksa Tahun 2023 dan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 (IIFFPBGN) dicatatkan di BEI, membawa nilai tambah sektor keuangan dan memberikan opsi investasi yang beragam.
Kautsar menegaskan, “Pencatatan berbagai instrumen finansial ini mencerminkan daya tarik pasar modal Indonesia. Investor, baik domestik maupun asing, terus menunjukkan minatnya, memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi dan keuangan negara.”
Sementara itu, pada Kamis (11/1), PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) dan PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) turut mencatatkan saham dan warannya di BEI. ACRO yang bergerak di sektor Barang Konsumen Non-Primer, serta MANG di sektor Infrastruktur, semakin melengkapi ragam perusahaan yang tercatat di bursa.
Dengan total emisi obligasi dan sukuk senilai Rp3,56 triliun pada tahun 2024, BEI kini mencatat 544 emisi dari 127 emiten. Adapun outstanding mencapai Rp459,35 triliun dan US$32,362 juta. Sementara Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 186 seri dengan nilai Rp5.726,74 triliun dan US$502,10 juta. Efek Beragun Aset (EBA) juga turut serta dengan 10 emisi senilai Rp3,25 triliun.
Dengan prestasi positif ini, BEI terus menunjukkan dirinya sebagai salah satu pusat keuangan terkemuka di kawasan. Kautsar menekankan, “Pencatatan instrumen finansial yang beragam dan data positif perdagangan menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia terus berkembang, memberikan peluang dan kepercayaan bagi seluruh pemangku kepentingan.”