STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT PP Presisi Tbk (PPRE) meraih kontrak baru sebesar Rp4,9triliun per September 2023. Itu mencapai 70% dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2023. Capaian kontrak baru tersebut meningkat 69,2% secara year on year (yoy) dibandingkan September 2022 sebesar Rp 2,93 triliun.
Menurut I Gede Upeksa Negara, Direktur Utama PP Presisi, mayoritas nilai kontrak baru ini berasal dari Perseroan. Adapun kontribusi Perseroan terhadap nilai pemasaran mencapai Rp4,1triliun atau 84% dari total nilai kontrak baru. Sisanya diperoleh dari entitas anak PPRE.
Sedangkan berdasarkan lini bisnis Perseroan, kontrak baru didominasi dari sektor jasa pertambangan sebesar 78% atau sebesar Rp3,8triliun. Kemudian, jasa konstruksi sipil sebesar 18%. Jasa pertambangan meliputi pekerjaan mining development dan infrastruktur pendukungnya, sedangkan jasa konstruksi sipil terdiri dari pekerjaan pembangunan jalan tol, structure work dan production plant.
Penambahan kontrak baru ini mayoritas berasal dari pemberi kerja ekternal atau diluar PP Group dengan total nilai kontrak sebesar 73%. Sementara itu, sumbangan PP Group sebesar 27%.
Seiring dengan strategi Perseroan untuk memperluas pangsa pasar eksternal atau diluar PP Group, PPRE berhasil membuktikan mampu bersaing di sektor konstruksi nasional. Selain itu PPRE tetap bersinergi dengan PP Group dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan dan sebagainya.
“Target perolehan kontrak baru tahun 2023 Perseroan mencapai Rp 6-7 triliun, dimana komposisi terbesar adalah pekerjaan jasa pertambangan dan jasa konstruksi sipil sebagai core business Perseroan. Sebagai perusahaan konstruksi terintegrasi berbasis alat berat. Kami yakin jasa pertambangan dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan dan dapat memberikan dampak positif bagi Perseroan dalam rangka meningkatkan profitabilitas.” ujar I Gede Upeksa.
“Dengan sisa waktu tiga bulan di tahun 2023 ini, kami optimis dapat mencapai target akhir tahun dengan menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 2-3 triliun. Penambahan tersebut tetap diproyeksikan berasal dari beberapa proyek jasa tambang maupun jasa konstruksi sipil. Harapan kami, dengan perolehan kontrak baru tahun 2023 ini dapat meningkatkan kinerja secara optimal pada tahun-tahun mendatang”, tutup I Gede Upeksa Negara.