STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/12/2022). Pada saat pembukaan perdagangan, saham NINE naik Rp7 (9,3%) menjadi Rp82 dari harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp75/saham. Volume perdagangan saham di pasar reguler hingga pukul 10.35 mencapai 243,14 juta unit senilai Rp18,87 miliar. Adapun frekuensi perdagangan saham sebanyak 18.306 kali.
NINE, perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan komputer dan perlengkapannya tersebut itu, menjadi emiten ke-55 tahun 2022 atau perusahaan tercatat ke 821 di BEI. Itu mencapai 20,03% dari modal disetor NINE setelah IPO.
Menurut Heddy Kandou, Direktur Utama NINE, dari aksi korporasi ini, Perseroan memperoleh tambahan modal sebesar Rp32,4 miliar. Sekitar 52,66% dari dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan guna mendukung pengembangan kegiatan usaha seperti pembelian barang dagangan dan persediaan barang, biaya penyelenggaraan pelatihan maupun operasional kantor.
Sebesar 32,09% akan dipakai untuk pembukaan sebanyak kurang lebih 19 service point beserta sarana pendukungnya yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. “Sekitar 15,25% akan digunakan untuk pembelian gudang penyimpanan (ruang stok barang) serta sebagai ruang penunjang operasional,” ujarnya.
Heddy mengatakan, selama masa penawaran umum yang berlangsung empat hari sejak tanggal 28 November 2022 sampai dengan 1 Desember 2022, saham NINE mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 3,81x dari total saham IPO NINE atau oversubscribed sebanyak 5,55x dari porsi pooling.
Sepanjang periode Januari hingga September 2022, NINE berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp1,33 miliar (Rp1,29 per saham). Padahal pada periode sama 2021, NINE masih merugi Rp111,04 juta (Rp0,25 per saham).
Pendapatan bersih NINE mencapai Rp12,64 miliar per September 2022, meningkat sekitar 165% dibandingkan Rp4,77 miliar pada periode sama 2021. Akan tetapi, peningkatan beban pokok NINE lebih besar dibandingkan kenaikan pendapatan, yaitu sebesar 391% menjadi Rp8,69 miliar. Akibatnya, laba kotor NINE turun 3,43% menjadi Rp3,94 miliar per September 2022, dari Rp4,08 miliar per September 2021.
Meski begitu, total beban usaha NINE berhasil ditekan turun sebesar 22,89% menjadi Rp1,92 miliar, dari Rp2,49 miliar. Inilah yang menyebabkan laba usaha NINE meningkat 294,73%, dari Rp512,43 juta per September 2021 menjadi Rp2,02 miliar per September 2022.
Perseroan mencatat total aset Rp23,16 miliar per September 2022, naik 19,63%, dari Rp19,36 miliar per Desember 2021. Total liabilitas meningkat 57,65% menjadi Rp6,70 miliar per September 2022, dari Rp4,25 miliar per Desember 2021. Adapun ekuitas NINE naik 8,87%, dari Rp15,11 miliar per Desember 2021 menjadi Rp16,45 miliar per September 2022
Heddy optimistis, Perseroan akan membukukan pertumbuhan yang baik di masa yang akan datang. Pasalnya, NINE memiliki manajemen yang berpengalaman di bidang industri teknologi informasi lebih dari 15 tahun. Perseroan juga punya pengalaman dalam merencanakan dan mengeksekusi strategi-strategi usaha serta memahami seluk beluk pasar serta perilaku konsumen. “Sehingga Perseroan dapat menyusun strategi penjualan dan pemasaran produk dan jasa yang tepat, efektif dan efisien,” jelasnya.
Dalam melaksanakan proses IPO saham ini, NINE menggndeng PT Victoria Sekuritas Indonesia dan PT Elit Sukses Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.