STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT Berdikari Pondasi Perkasa Tbk (BDKR) resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/3/2023). Pada saat pembukaan perdagangan, saham BDKR sempat stagnan kemudian terus menanjak.
Pada penutupan perdagangan di BEI, saham BDKR berakhir menghijau dengan ditutup naik Rp30 (15%) menjadi Rp230 dari harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp200/saham. Sepanjang jam perdagangan, saham BDKR ditransaksikan pada kisaran antara Rp204-266 per saham.
Adapun volume perdagangan saham BDKR di pasar reguler saat penutupan perdagangan mencapai 383,27 juta unit senilai Rp94,61 miliar. Sedangkan frekuensi perdagangan saham sebanyak 47,221 kali.
BDKR menjadi emiten ke-22 tahun 2023 atau perusahaan tercatat ke 847 di BEI. Perseroan melepas sebanyak 706.100 juta saham biasa. Itu mencapai 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO saham. Dari aksi korporasi ini, BDKR meraup tambahan modal sebesar Rp141,22 miliar.
Bersamaan dengan IPO saham, BDKR juga menerbitkan 353,05 juta waran seri I. Setiap pemegang dua saham baru hasil PUP memperoleh satu waran. Setiap pemegang satu unit waran berhak membeli satu saham baru BDKR dengan harga pelaksanaan Rp500 per saham.
BDKR akan menggunakan dana hasil IPO saham dan dana dari pelaksanaan waran seri I, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya untuk modal kerja Perseroan.
Dalam proses IPO saham ini, Perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 98,33 kali dari porsi pooling. Ini merupakan indikator positif tingkat kepercayaan investor baik domestik maupun asing yang mencapai lebih dari 20.000 pemodal.
Menurut Tan Franciscus, Direktur BDKR, tahun ini pihaknya menargetkan perolehan laba mencapai Rp99 miliar. Itu sekitar 18% persen dari target pendapatan pada 2023 sekitar Rp546,6 miliar.
“Kami juga akan membagikan dividen kas kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya sebesar 30% dari laba bersih tahun buku 2023,” terangnya.