STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa (8/11/2022). Saat pertamakali ditransaksikan, harga saham emiten dengan kode PRAY itu, langsung melejit sebesar Rp180 (20%) menjadi Rp10.80/saham dari harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp900/saham. Volume perdagangan saham di pasar reguler hingga waktu tersebut mencapai 5,35 juta unit senilai Rp5,10 miliar. Adapun frekuensi perdagangan saham sebanyak 1.742 kali.
PRAY, perusahaan holding dari Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia ini, menjadi emiten ke-45 tahun 2022 atau perusahaan tercatat ke 811di BEI.
PRAY menawarkan sebanyak 302,2 juta saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan. Persentase kepemilikan masyarakat mewakili sebanyak 2,28% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan pada saat tanggal pencatatan. Dari aksi korporasi ini, Perseroan berhasil menghimpun dana public sekitar Rp272 miliar.
Menurut Leona A. Karnali, Direktur dan CEO Primaya Hospital, sekitar 50% dari dana IPO akan dialokasikan sebagai dana tambahan untuk membeli tanah guna pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Selain itu, sebanyak 25% akan digunakan sebagai dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang telah ada. Adapun sisanya sekitar 25% akan dipakai menjadi dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.
“Melalui IPO ini, kami berkomitmen untuk terus bertumbuh dan berupaya menjadi yang terdepan serta berkontribusi dalam pembangunan
infrastruktur kesehatan di Indonesia. Atas nama Primaya Hospital, kami mohon dukungan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi Indonesia,” ujarnya.
Dia menjelaskan, melalui IPO ini pihaknya ingin mengembangkan Primaya Hospital Group agar tetap umbuh pesat dan berkelanjutan untuk masa depan. Saat ini, Primaya Hospital Group memiliki 15 rumah sakit dengan lebih dari 2000 tempat tidur. Sebanyak Sembilan rumah sakit diresmikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Leona optimistis, bisnis kesehatan di Indonesia terus meningkat. Itu diantaranya adalah rumah sakit, peralatan kesehatan, obat-obatan dan juga asuransi kesehatan. “Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin tinggi, pangsa pasar yang luas dan bertumbuh, memperkuat potensi bisnis rumah sakit yang berperan sebagai ujung tombak sector kesehatan. Saat ini, ketersediaan fasilitas kesehatan dengan rasio tempat tidur 1,4 per 1000 penduduk masih perlu ditingkatkan, jika dibandingkan dengan negara-negara maju.