STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklaim bahwa penerapan penuh papan pemantauan khusus dengan mekanisme perdagangan full call auction (FCA) sejak Maret 2024, berhasil menurunkan volatilitas harga saham secara signifikan. Klaim itu disampaikan oleh Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
“Kalau kita melihat dari penterapan dari papan pemantauan khusus baik pada periode hybrid di pertengahan atau Juni 2023 sampai dengan penerapan full seluruh kriteria di papan pemantauan khusus pada bulan Maret 2024 terjadi penurunan volatilitas harga,” ujar Jeffrey.
Ia mengatakan, volatilitas harga yang awalnya tinggi berhasil dikurangi menjadi lebih stabil setelah penerapan penuh papan pemantauan khusus dengan mekanisme perdagangan full call auction. Dari 69 saham yang terdaftar pada periode tersebut, 20 saham tetap dipertahankan sementara 28 saham lainnya keluar dari daftar. Mayoritas saham yang baru masuk memenuhi kriteria 1, yaitu saham-saham dengan harga rata-rata enam bulan di bawah Rp51 per saham.
Jeffrey menambahkan, dari saham-saham yang keluar, sebanyak 13 saham tidak memenuhi kriteria 7 terkait likuiditas. Hal ini menandakan adanya peningkatan likuiditas pasar. Ini sesuai dengan tujuan utama BEI yakni memberikan pengalaman investasi yang lebih baik bagi investor ritel melalui mekanisme perdagangan full call auction.
Sebagaimana diketahui, BEI tmelakukan revisi terbaru terhadap kriteria masuk dan keluar saham. Perubahan ini berlaku sejak satu minggu lalu untuk kriteria 1, 6, 7, dan 10. “Dan karena ini baru diberlakukan satu minggu, tentu kami belum dapat menyampaikan hasil atas evaluasi penerapan merevisi peraturan ini,” pungkasnya.