STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik merosot pada penutupan perdagangan Kamis sore (13/3/2025) waktu setempat. Investor masih mencermati dampak kebijakan bank sentral dan perkembangan akuisisi besar di sektor ritel Jepang.
Mengutip CNBC International, inflasi AS tercatat naik 0,2% secara bulanan pada Februari, dengan laju tahunan sebesar 2,8%. Data ini dianggap sebagai kabar baik bagi pasar, karena mengurangi kekhawatiran akan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. “Data ini memberikan kelegaan,” kata Vishnu Varathan, Kepala Riset Makro Asia (di luar Jepang) di Mizuho Bank. Namun, ia menilai masih terlalu dini bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup stagnan di 36.790,03, sementara Topix naik tipis 0,13% ke 2.698,36. Saham Seven & i Holdings, pemilik jaringan 7-Eleven, sempat naik hingga 3,6% setelah Alimentation Couche-Tard dari Kanada kembali menyatakan minatnya untuk mengakuisisi perusahaan tersebut. Couche-Tard telah menawarkan US$47 miliar, yang bisa menjadi akuisisi asing terbesar dalam sejarah Jepang jika berhasil. “Kami telah melakukan banyak diskusi dengan CEO baru Seven & i, Stephen Dacus, tetapi selalu terhenti pada regulasi,” kata pendiri dan Ketua Eksekutif Couche-Tard, Alain Bouchard.
Indeks Kospi Korea Selatan ditutup datar di 2.573,64, sementara Kosdaq turun 0,92% ke 722,80 setelah sempat menguat di awal sesi. Di Hong Kong, indeks Hang Seng melemah 0,57% ke 23.463,26, sementara indeks CSI 300 di China turun 0,40% ke 3.911,58 dalam perdagangan yang fluktuatif. Pasar Australia juga melemah, dengan S&P/ASX 200 turun 0,48% ke 7.749,10, menandai pelemahan tiga hari berturut-turut.
Investor juga memantau perkembangan di India, di mana inflasi melambat menjadi 3,61% pada Februari, lebih rendah dari perkiraan. “Data ini mendukung pertumbuhan PDB yang lebih tinggi pada kuartal IV tahun fiskal 2025, meskipun skalanya masih belum pasti,” tulis ekonom Nomura, Sonal Varma dan Aurodeep Nandi. Mereka memperkirakan inflasi tetap rendah, dengan proyeksi kenaikan menjadi 3,8% secara tahunan pada Maret.