STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Aktris legendaris Tutie Kirana baru saja merayakan syukuran ulang tahunnya yang genap mencapai 70 tahun. Bersamaan dengan itu, perempuan yang masih terlihat cantik dan mempesona ini, meluncurkan buku berjudul “Satu Ditambah Satu Tidak Selalu Sama Dengan Dua” Sebuah Memoar Tutie Kirana.
Acara yang dihelat di di Arosa Hotel, Jakarta, Jumat (28/10/2022) tersebut, antara lain di hadiri oleh keluarga tercinta dan para sahabat lintas generasi serta kehidupan dari beragam profesi.
Tampak hadir pengacara kondang Henry Yosodiningrat, aktris senior Marini Soerjosoemarno dan Rina Hassim, aktor Aryo Bayu, pengusaha dan produser Riahna Gintings, Sha Ine Febriyanti dan masih banyak lagi.
Adapun para sahabat Tutie dari kalangan artis yang berhalangan hadir, tetap memberikan support dengan mengirimkan video ucapan selamat yang ditayangkan pada saat acara. Mereka adalah Dian Sastrowardoyo, ~Roy Marten~ dan Widyawati .
Keluarga dan para sahabat yang hadir, semuanya tampak begitu antusias mendengarkan pengalaman hidup sang legenda yang dikenal bukan saja sebagai seorang pemeran tapi juga produser film Indonesia yang sudah banyak terlibat dalam film layar lebar. Kepiawaiannya berakting membuat Tutie dinominasikan segudang penghargaan, tak terkecuali Piala Citra Festival Film Indonesia.
Menurut Tutie, penulisan buku ini dilakukan secara indie. Dalam menyelesaikannya ia dibantu oleh Joan Rumengan, seorang reporter muda. Joan yang kala itu masih bekerja di Majalah Dewi, pernah mewawancarai Tutie ketika ia mendapat anugerah Pemain Utama Terbaik pilihan Tempo pada tahun 2017.
“Memoar ini mengisahkan perjalanan hidup Astuti yang sejak kecil diasuh ayahnya hingga dipisahkan oleh sebuah tragedi. Memoar ini juga memotret bagaimana kisah hidup Astuti saat beranjak remaja. Hingga akhirnya, bagaikan diangkat oleh sebuah kekuatan gaib, Astuti akhirnya menjelma menjadi seorang pemain film bernama Tutie Kirana,”ujarnya.
Tutie menuturkan, dalam buku ini ia juga membagikan cerita tentang rumah tangganya. Ia pernah menjalani kehidupan yang tidak gampang tatkala menjadi seorang janda muda beranak dua. Betapa tidak, penampilannya di layar bioskop selalu menuai pujian. Namun, dalam kehidupan nyata ia harus pontang panting menafkahi anak-anaknya. Tutie bekerja keras agar dapat menabung demi masa depan buah hatinya. Disaat bersamaan, ia juga terus mengelola godaan-godaan yang sering kali dirasa merendahkan martabat.
Tentang ketabahan Tutie dalam melakoni hidup ini, diakui oleh sang sahabat Dr. Kartini Sjahrir. Ia bahkan menuliskan pujian atas ketegasan sikap Tutie dalam catatan kecil di Memoar Tutie Kirana. “Kehidupan pribadinya tidak mudah, tapi dia menjalani dan menghadapinya dengan kepala tegak”, terang Kartini.
Hal senada dikemukakan oleh aktor senior ~Roy Marten~ Marini Soerjosoemarno. Kendati menyebut Tutie sebagai sosok yang ‘galak’, lantaran ketegasan sikapnya, namun Roy Marten memuji Tutie aktris yang baik. Dalam pandangan ayah Gading Marten ini, Tutie selalu total dalam memainkan setiap karakter yang ia perankan. “Tutie tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap orang lain,” tegasnya.
Memasuki usianya yang ke-70 tahun, ibu dari tiga anak, eyang dari lima cucu dan buyut dari ~dua~ tiga cicit ini masih terus berkarya sebagai seorang pelakon.
“Walaupun masih terus berjuang dihari tua ini, pencapaian yang paling penting buat saya adalah ketika saya memutuskan untuk berhenti ngoyo mendapat pekerjaan akting. Kebetulan, pada saat itu kita sedang mengalami defisit layar untuk film nasional. Ajaran ayah saya juga, supaya kita berhenti makan sebelum kenyang. Makanya, Alahamdulillah saya santai, terus berkarya bersama dengan siapapun,”imbuhnya.
Tutie memang dikenal luwes dalam bergaul. Ia dengan mudah mampu bekerjasama dengan para pemain peran lintas generasi. Berita terkini, Tutie baru saja merampungkan syuting Film ~Gadis~ ~Kretek produksi~ ~Netflix~ ~Indonesia~ . Dimana Ia berkokaborasi acting dengan sejumlah pemain muda berbakat yang tengah bersinar kebintangannya di jagat hiburan Tanah Air seperti Dian Sastrowardoyo, Putri Marino, Ario Bayu dan Arya Saloka.
”Maksudnya, aktor senior, yang muda, yang millennial kita bisa kerjasama dengan saling respek dan dalam semangat kerja tim,”paparnya.
Tutie berharap, semoga pengalaman dan pandangan hidup yang ia tuangkan dalam buku ini dapat memberikan inspirasi. “Bagi masyarakat umumnya, dan komunitas perempuan pada khususnya. Agar mereka mampu bangkit tegar memberdayakan diri sebagai perempuan sejati yang layak mendapat respek, bukan perempuan yang hanya ditindas dan di ekploitasi,” imbuhnya.
Bagi Tutie, keajaiban terbesar dalam hidup adalah kehiduoan itu sendiri. Hal ini begitu kental terasa hampir di keseluruhan kisah hidup Tutie Kirana, seorang yang telah melalui berbagai pancaroba kehidupan.
Pergumulan hidup yang keras sejak dini menghampirinya. Bahkan, ketakterdugaan hidup tak lagi mengejutkannya. Karena memang baginya hidup bukanlah mate-matika 1 + 1 = 2.
Dalam memoar ini, akan kita nikmati setiap kelokan dalam roller coaster kehidupan dari seorang aktris legendaris, Tutie Kirana.