STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT. Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/1/2023). Pada saat pembukaan perdagangan, saham CBRE langsung tancap gas hingga naik Rp37 (34,26%) menjadi Rp145 dari harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp108/saham. Volume perdagangan saham di pasar reguler mencapai 38,14 juta unit senilai Rp5,53 miliar. Adapun frekuensi perdagangan saham sebanyak 4.441 kali.
Saham emiten yang bergerak dibidang jasa penyedia angkutan laut dalam negeri untuk barang umum tersebut langsung menyentuh batas auto reject atas (ARA).
Menurut Suminto Husin Giman, Direktur Utama CBRE, saham Perseroan mengalami kelebihan pesanan terpusat sebanyak 140 kali. Terdapat lebih dari 50.000 investor yang memesan IPO CBRE baik investor institusi hingga investor ritel yang berstatus asing maupun lokal.
“Perseroan menilai oversubscribed terjadi karena investor yang antusias terhadap prospek cerah perusahaan yang bergerak di sektor industri angkutan laut, mengingat sektor ini sedang bersinar karena adanya commodity boom yakni kenaikan harga-harga komoditas global dimana sektor ini diprediksikan akan tetap cerah di tahun 2023,” tutur Suminto, di Jakarta, Senin (9/1/2023).
CBRE menjadi emiten ke-6 tahun 2023 atau perusahaan tercatat ke 831 di BEI. Sebanyak 738 juta saham baru yang merupakan saham biasa dilepas ke investor publik. Itu mencapai 16,26% dari modal disetor CBRE setelah IPO saham. Dari aksi korporasi ini, CBRE mendapatkan tambahan modal sebesar Rp79,704 miliar.
Bersamaan dengan IPO saham, CBRE juga menerbitkan 1,328 miliar waran seri I. Setiap pemegang lima saham baru hasil PUP memperoleh sembilan waran seri I. Setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru CBRE dengan harga pelaksanaan sebesar Rp258 per unit.
Suminto mengemukakan, Perseroan akan menggunakan sekitar 40,00% dana hasil IPO saham untuk mendukung rencana pembiayaan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex). Itu berupa penambahan satu set kapal Tug & Barge dengan ukuran 300 ft. Perseroan menilai rencana penambahan armada ini sebagai langkah dalam memperbaiki kinerja operasional. Adapun rencana penambahan kapal akan dilakukan dengan pembelian dari pihak ketiga dan bukan merupakan afiliasi dari Perseroan.
“Sampai dengan informasi ini diterbitkan, Perseroan saat ini belum melakukan perjanjian/perikatan apapun dengan pihak ketiga atas rencana pembelian kapal tersebut,” ujar Suminto.
Ia menambahkan, penggunaan dana Perseroan terkait belanja modal (capex) berupa penambahan 1 (satu) set kapal Tug & Barge dengan ukuran 300 ft akan dilaksanakan selambat-lambatnya 12 bulan setelah tanggal pencatatan saham Perseroan di BEI.
Adapun sebanyak sebesar 60,00% dana hasil IPO akan dipergunakan sebagai modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan secara umum. Kegiatan operasional yang dimaksud termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan bakar kapal, sewa/charter kapal, serta biaya-biaya lainnya yang timbul untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan.
“Sedangkan dana yang diperoleh dari Pelaksanaan Waran Seri I selanjutnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dalam rangka mendukung kegiatan operasional Perseroan secara umum. Kegiatan operasional yang dimaksud termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan bakar kapal, sewa/charter kapal, serta biaya-biaya lainnya yang timbul untuk menunjang kegiatan operasional Perseroan.,” tegasnya.