STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Saham PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/1/2023). Pada saat pembukaan perdagangan, saham SUNI naik Rp20 (6,7%) menjadi Rp320 dari harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp300/saham. Volume perdagangan saham di pasar reguler mencapai 27,88 juta unit senilai Rp8,51 miliar. Adapun frekuensi perdagangan saham sebanyak 4.075 kali.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan besar mesin, peralatan dan perlengkapan lainnya, perdagangan besar atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, perdagangan besar barang logam untuk bahan konstruksi, penyewaan dan sewa guna tanpa hak opsi mesin pertambangan dan energi serta peralatannya, dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya itu, menjadi emiten ke-5 tahun 2023 atau perusahaan tercatat ke 830 di BEI..
Sebanyak 600 juta lembar saham dilepas ke investor publik. Itu mencapai 24% dari modal disetor SUNI setelah IPO saham. Dari aksi korporasi ini, SUNImendapatkan tambahan modal sebesar Rp180 miliar.
Willy Johan Chandra, Direktur Utama SUNI mengemukakan, dana IPO saham, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebesar 40,14% (Rp70,659 miliar) untuk pembelian sebanyak 39,96% saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak perusahaan SUNI yang saat ini sebesar 60% sahamnya dimiliki oleh SUNI. Sebesar 42,61% (Rp75 miliar) akan dipakai guna pelunasan sebagian utang usaha RTM kepada supplier dan modal kerja RTM. Sisanya 17,25% (Rp30,359 miliar) untuk modal kerja SUNI.
Menurut Willy, Perseroan berencana melakukan ekspansi usaha. Itu berupa peningkatan kapasitas produksi pipa seamless OCTG tubing melalui akuisisi lahan untuk pembangunan pabrik. Selain itu. Perseroan akan melakukan pembelian mesin-mesin produksi yang pelaksanaannya ditargetkan pada kuartal 3 tahun 2023.
“Peningkatan kapasitas produksi ini merupakan upaya Perseroan meningkatkan pangsa pasar yang diharapkan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan ke depan. Serta, untuk memperkuat industri pipa lokal dalam memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas serta mengurangi ketergantungan pada produk impor sejenis dari luar negeri. Hal ini sejalan dengan komitmen Perseroan mendukung program pemerintah yang telah menetapkan target lifting minyak dan gas bumi sebesar masing-masing 1 Juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 BSCFD (billion standard cubic feet per day) pada tahun 2030,” papar Willy di Jakarta, Senin (11/1/2023).
Willy memperkirakan, pendapatan konsolidasi SUNI pada Desember 2022 sekitar Rp500 miliar. Adapun Laba tahun berjalan diprediksi sebesar Rp70 miliar akhir tahun lalu. Untuk tahun 2023, Perseroan memproyeksikan pendapatan konsolidasi sebesar Rp596 miliar . Sedangkan laba tahun berjalan sebesar Rp84 miliar. Masing-masing mengalami peningkatan 19,2% dan 20%.
Dalam aksi korporasi ini, Perseroan menunjuk PT UOB KayHian Sekuritas selaku Penjamin Emisi Efek dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk IPO ini.