STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS mengalami penurunan kecil pada penutupan perdagangan hari Kamis (7/11/2024) waktu setempat atau Jumat pagi (8/11/2024) WIB. Penurunan tipis Greenback ini terjadi setelah keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan. Meskipun langkah penurunan suku bunga ini sudah diprediksi sebelumnya, namun tetap saja memberikan dampak besar pada pasar.
Mengutip CNBC International, dalam perdagangan hari ini, indeks dolar turun 0,49% menjadi 104,59. Namun, euro justru menguat 0,44% menjadi US$1,0775. Sementara itu, dolar juga melemah 0,85% terhadap yen Jepang, yang mencapai level 153,31 yen.
Penurunan dolar ini juga dipengaruhi oleh reaksi pasar setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu Presiden pada Selasa lalu. Kemenangan Trump, yang diiringi dengan kemenangan Partai Republik di Senat, memunculkan harapan adanya perubahan kebijakan legislatif yang lebih cepat.
Trump diperkirakan akan lebih tegas dalam masalah imigrasi ilegal dan perdagangan. Selain itu, kebijakan pajak yang lebih ketat, bahkan dengan kemungkinan pemangkasan, diperkirakan akan mendorong inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa meningkatkan hasil obligasi dan memperkuat dolar.
Pada Rabu, indeks dolar sempat mencapai level tertinggi dalam empat bulan, yaitu 105,44. Namun, pada Kamis, dolar kembali turun ke level 104,33 setelah banyak trader mulai menutup posisi yang mereka ambil sebelum pemilu.
Analis Serebriakov menjelaskan bahwa posisi beli pada dolar sudah sangat besar sebelum pemilu. “Pembalikan dolar hari ini kemungkinan besar terjadi karena para trader mengurangi posisi mereka,” ujarnya.
Serebriakov menambahkan, meskipun ada potensi kebijakan baru dari Trump, dolar kemungkinan tidak akan mengalami lonjakan signifikan dalam waktu dekat. Ini karena dampak dari kebijakan, seperti tarif perdagangan, baru akan terasa dalam dua tahun mendatang.
Sementara itu, poundsterling Inggris mengalami penguatan setelah Bank of England menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Meski begitu, bank sentral Inggris memperkirakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.