STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia turun pada penutupan perdagangan Selasa (2/7/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (3/7/2024) WIB. Penurunan ini disebabkan oleh imbal hasil obligasi Treasury AS yang tetap tinggi. Emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.
Mengutip CNBC International, harga emas spot longsor 0,21% menjadi US$2.326,90 per ons. Emas berjangka AS juga turun sekitar 0,2% menjadi US$2.335,30.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan bahwa bank sentral masih membutuhkan lebih banyak data sebelum memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Pernyataan ini membuat investor tetap waspada.
Pada hari Selasa, data menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan di AS naik menjadi 8,14 juta pada bulan Mei. Fokus kini beralih ke data non-farm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat. Data ini penting untuk menilai apakah pasar tenaga kerja AS tetap kuat di tengah suku bunga yang tinggi.
Harga emas saat ini turun 5% dari rekor tertinggi US$2.449,89 per ons yang dicapai pada 20 Mei. Kenaikan harga sebelumnya didorong oleh permintaan safe-haven akibat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, serta pembelian dari bank sentral.
Permintaan fisik emas masih rendah di pasar besar seperti India dan Turki. Namun, ada tanda-tanda pemulihan karena konsumen ingin melindungi diri dari inflasi lokal yang masih tinggi.
Selain emas, harga perak spot turun 0,3% menjadi US$29,35 per ons. Platinum naik 1,7% menjadi US$994,82 per ons, dan paladium melonjak 3,6% menjadi US$1.007,22 per ons. Kenaikan harga platinum dan paladium didorong oleh prospek penjualan mobil hibrida yang lebih baik dibandingkan pertumbuhan kendaraan listrik tanpa paladium.