STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Senin (24/2/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (25/2/2025) WIB. Kekhawatiran pasar terhadap rencana tarif baru Presiden AS Donald Trump membuat investor buru-buru memborong emas sebagai aset safe haven.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0,4% ke US$2.947,48 per ons troi. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh US$2.956,15, menjadi rekor ke-11 sepanjang 2025. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,3% ke US$2.963,20.
Dolar AS melemah ke level terendah sejak 10 Desember. Pelemahan ini membuat emas lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan pun meningkat.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan investor percaya harga emas masih akan terus naik dalam beberapa minggu hingga bulan mendatang. Selama ketidakpastian ekonomi masih tinggi, harga emas cenderung bergerak ke atas.
Kenaikan harga emas juga didorong oleh aliran dana besar ke ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust. Pada Jumat lalu, kepemilikan ETF ini melonjak ke 904,38 metrik ton, tertinggi sejak Agustus 2023.
Saat ini, harga emas yang bertahan di atas US$2.950 per ons mulai mengarahkan perhatian investor ke level psikologis US$3.000. Sepanjang 2025, emas sudah naik lebih dari 12%.
Investor kini menunggu laporan Personal Consumption Expenditures (PCE) AS pada Jumat mendatang. Laporan ini menjadi acuan utama The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Mayoritas ekonom memperkirakan The Fed tidak akan buru-buru memangkas suku bunga dan baru akan melakukannya pada kuartal berikutnya. Pernyataan dari sembilan pejabat bank sentral AS pekan ini juga diperkirakan masih mempertahankan sikap hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga.
Di sisi lain, harga logam mulia lainnya justru melemah. Perak turun 0,7% ke US$32,32 per ons troi, platinum turun 0,7% ke US$962,70, dan palladium anjlok 2,6% ke US$944,19.
