STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia merosot tajam pada penutupan perdagangan hari Jumat (4/10/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (5/10/2024) WIB. Ini antara lain dipicu oleh data pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan. Akibatnya, dolar AS menguat sehingga memupus harapan terhadap pemotongan suku bunga agresif dari Federal Reserve bulan depan.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0,3% menjadi US$2.647,52 per ounce. Padahal, minggu lalu, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi di US$2.685,42. Kontrak berjangka emas AS juga turun 0,5%, ditutup pada US$2.666,60.
Data pekerjaan AS yang dirilis pada September menunjukkan pertumbuhan lebih cepat, dengan tingkat pengangguran turun menjadi 4,1%. Kondisi ini membuat Federal Reserve tak lagi tertekan untuk memotong suku bunga hingga 50 basis poin dalam pertemuan kebijakan mereka pada November mendatang.
Tai Wong, pedagang logam independen di New York, mengatakan, “Emas tersandung karena laporan pekerjaan yang kuat hampir memastikan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin di November.” Ia juga menambahkan bahwa revisi data pekerjaan bulan sebelumnya menunjukkan peningkatan yang signifikan, sementara tingkat pengangguran turun meskipun partisipasi tetap datar.
Indeks dolar langsung melonjak setelah data tersebut dirilis, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Meski demikian, Wong memperkirakan penurunan harga emas tidak akan terlalu dalam karena sentimen bullish masih kuat di kalangan investor.
Para pedagang mulai mengurangi ekspektasi mereka terkait pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan November, dari 28% sebelum rilis data pekerjaan menjadi hanya 6%.
Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, mengatakan bahwa jika terjadi ketegangan geopolitik selama akhir pekan, harga emas berjangka bisa melonjak kembali ke US$2.700 dan bahkan memecahkan rekor baru.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan bahwa Iran dan sekutunya tidak akan mundur setelah serangan Israel di Beirut. Emas biasanya diminati sebagai aset aman ketika ketidakpastian politik dan keuangan meningkat, dan harganya cenderung naik di lingkungan suku bunga rendah.
Permintaan emas ritel di India juga sedikit meningkat minggu ini menjelang festival besar, meski tetap lebih rendah dari biasanya karena harga yang masih tinggi.
Untuk logam lain, harga perak spot turun 0,8% menjadi US$31,80, meski masih menunjukkan tren kenaikan mingguan. Platinum naik 0,3% ke US$993,30, sementara paladium melonjak 0,4% ke US$1.004,00.