STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia jatuh berantakan pada penutupan perdagangan Jumat (16/8/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (17/8/2024) WIB. Minyak mentah Amerika Serikat (AS) anjlok lebih dari 1%. Penurunan ini dipicu oleh perkembangan negosiasi gencatan senjata di Gaza, yang membuat pelaku pasar semakin gelisah.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun US$1,51 atau 1,93%, menjadi US$76,65 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober melemah US$1,36 atau 1,68%, mencapai US$79,68 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Penurunan harga ini terjadi setelah Qatar meminta Iran untuk menahan diri dari menyerang Israel selama negosiasi gencatan senjata di Gaza masih berlangsung. Perdana Menteri Qatar memperingatkan Iran mengenai dampak serius jika melakukan serangan terhadap Israel, terutama saat proses negosiasi sedang menunjukkan kemajuan.
Namun, negosiasi gencatan senjata ini harus terhenti sementara pada hari Jumat dan diperkirakan akan dilanjutkan minggu depan. Meskipun Hamas tidak ikut serta dalam pembicaraan langsung, mereka tetap menerima informasi dari para mediator. Seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa Israel tidak mematuhi kesepakatan yang telah dicapai dalam negosiasi sebelumnya.
Analis komoditas senior di TD Securities, Daniel Ghali, mencatat bahwa risiko geopolitik tampaknya mulai mereda dari pasar energi. Hal ini menandakan bahwa para pedagang mungkin mengabaikan risiko geopolitik menjelang akhir pekan.
Sebelumnya, harga minyak AS sempat melonjak lebih dari 4% pada awal pekan karena kekhawatiran bahwa serangan oleh Iran terhadap Israel semakin dekat. Iran telah bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran pada akhir Juli lalu. Namun, harga minyak kemudian kembali turun karena serangan tersebut belum terjadi.
Selain itu, kekhawatiran mengenai melemahnya permintaan minyak di China juga membebani pasar. OPEC bahkan menurunkan proyeksinya untuk tahun 2024. Analis pasar senior di Price Futures Group, Phil Flynn, mengungkapkan bahwa pasar tampaknya mulai menerima kenyataan bahwa pertumbuhan permintaan global mungkin tidak sekuat yang diperkirakan sebelumnya.
Pergerakan harga minyak terus dipengaruhi oleh faktor fundamental dan geopolitik. Hari ini, penurunan harga lebih banyak dipicu oleh perkembangan negosiasi di Timur Tengah dan kurangnya aksi balasan dari Iran, menurut Matt Smith, analis utama minyak untuk wilayah Amerika di Kpler.