STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia kembali merosot ke level terendah dalam dua bulan pada penutupan perdagangan Rabu (26/2/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (27/2/2025) WIB. Pelemahan ini terjadi di tengah meningkatnya stok bahan bakar di AS dan adanya kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent, turun 0,42% menjadi US$72,71 per barel pada pukul 16:00 GMT, di London ICE Futures Exchange.
Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,29% mencapai US$68,73 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Data dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan stok bensin dan distilat AS meningkat secara tak terduga meskipun persediaan minyak mentah turun. Peningkatan kapasitas kilang menjadi salah satu faktor utama kenaikan stok bahan bakar ini.
Analis UBS, Giovanni Staunovo, menilai bahwa kenaikan stok distilat ini bisa jadi dipicu oleh berkurangnya ekspor produk olahan minyak dari AS. Hal ini menandakan adanya potensi pelemahan permintaan.
Di sisi lain, harapan akan tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina semakin kuat. Analis ING menyebut jika perjanjian ini terwujud, sanksi terhadap Rusia berpotensi dicabut. Ini bisa mengurangi ketidakpastian pasokan minyak global dan semakin menekan harga.
Faktor lain yang membebani harga minyak adalah kebijakan Presiden AS, Donald Trump. Langkah Trump yang mendukung peningkatan ekspor minyak Irak serta kebijakan tarif yang agresif dinilai bisa memicu perang dagang dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, kesepakatan antara AS dan Ukraina terkait mineral juga bisa mempercepat penyelesaian konflik Rusia-Ukraina. Jika ini terjadi, pasokan minyak dari Rusia bisa kembali normal, yang berpotensi menekan harga lebih lanjut.
Meskipun sanksi baru AS terhadap Iran masih berlaku, pasar tampaknya tidak terlalu khawatir dengan potensi gangguan pasokan. Analis ANZ Bank menyebut kekhawatiran terhadap ketatnya pasokan minyak dalam waktu dekat mulai mereda, membuat harga cenderung tertekan.