Senin, Desember 9, 2024
28.3 C
Jakarta

Incar Pertumbuhan Pendapatan Lebih Dari 20% Tahun 2023, Begini Strategi PP Presisi

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT PP Presisi Tbk (Kode Saham:PPRE) membidik pertumbuhan pendapatan lebih dari 20% pada 2023. Hal itu disampaikan oleh Rully Noviandar, Direktur Utama PP Presisi, dalam paparan publik tahunan, di Jakarta, Kamis (24/11).

Menurut Rully, untuk mencapai target di atas, pihaknya telah menyiapkan winning strategy di 2023. Itu antara lain adalah i strategi optimalisasi alat berat, peningkatan kapasitas keuangan, peningkatan kapabilitas SDM, penerapan sistem SCM tersentralisasi, dukungan IT & equipment technology, serta peningkatan tata kelola Perusahaan.

“Diharapkan melalui upaya upaya tersebut, fokus kami pada jasa pertambangan yang terintegrasi dapat segera terwujud yang akan memberikan better profit, better cashflow dan pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder,” ujar Rully.

Hingga September 2022, PP Presisi berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 40% menjadi Rp2,6 triliun dibandingkan Rp1,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lini bisnis jasa pertambangan mampu berkontribusi sebesar 27,3% terhadap total jumlah pendapatan Perseroan. Hal ini sejalan dengan fokus bisnis PP Presisi yang konsisten menjadikan jasa pertambangan sebagai winning strategy.

“Pencapaian revenue tersebut merupakan hal yang menggembirakan ditengah fokus Perseroan pada pengembangan bisnis jasa pertambangan ke depan sebagai sumber recurring income. Fokus tersebut, tentunya juga selaras dengan kebijakan pemerintah dalam program hilirisasi tambang, dengan menggeliatnya pembangunan smelter. Ini mendorong permintaan akan bahan baku baterai yang menyebabkan peningkatan harga pada nikel” ujar Rully.

Untuk mendukung pencapaian target-target kinerja, PP Presisi menerapkan financial strategi. Diantaranya adalah melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I PP Presisi Tahun 2022. Dana hasil emisi surat utang ini, digunakan untuk menambah fleet jasa pertambangan yang dibutuhkan seiring dengan peningkatan proyeksi kontrak baru.

Dari hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan 1 Tahap 1 Tahun 2022 mencapai Rp202,9miliar. Setelah dikurangi dengan biaya penawaran umum obligasi sebesar Rp4,9miliar, maka total dana yang berhasil dihimpun dari aksi korporasi ini berkisar Rp198 miliar. Sebesar 70% dana hasil penerbitan obligasi ini digunakan untuk belanja modal dan 30% sebagai modal kerja.

Sampai dengan September 2022, dari 70% dana obligasi yang dialokasikan untuk belanja modal, serapannya sudah mencapai Rp77,2miliar (56%) dari target Rp138,6miliar. Adapun seapan modal kerja sekitar Rp56,8miliar (96%) dari target Rp59,4miliar.

“Sehingga kami masih memiliki kelonggaran dalam menggunakan dana obligasi untuk menambah fleet jasa pertambangan”, terang Arif Iswahyudi,  Direktur Keuangan Perseroan.

Artikel Terkait

Ditutup Menguat 0,95%, Ini Tiga Saham Pengungkit IHSG

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa...

Anderson Bay Akuisisi 10% Saham CNKO dalam 3 Hari!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- Anderson Bay Ote, Ltd, perusahaan investasi yang...

Perkuat Investasi, Pengendali Borong 87 Juta Saham SCMA, Segini Nilainya!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK),...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Anda tidak dapat copy content di situs ini