STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak terbang tinggi pada penutupan perdagangan hari Jumat (18/10/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (19/10/2024) WIB. Pasar saham Amerika Serikat (AS) itu Kembali menjadi sorotan lantaran berhasil mencetak rekor baru! Indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil menutup perdagangan dengan kenaikan yang signifikan. Kedua indeks ini terus melesat selama enam minggu berturut-turut, mencatatkan kenaikan terpanjang sepanjang tahun 2024.
Mengutip CNBC International, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS menguat 36,86 poin atau 0,09%, menjadi 43.275,91. Indeks S&P 500 (SPX) melesat 23,20 poin atau 0,40% mencapai level 5.864,67. Sementara itu, indeks komposit Nasdaq (IXIC) mendaki 115,94 poin atau 0,63% menyentuh 18.489,55.
Ini adalah minggu keenam berturut-turut di mana ketiga indeks besar ini mencatatkan hasil positif. Tahun 2024 menjadi momen penting bagi Dow dan S&P 500 karena untuk pertama kalinya keduanya berhasil mencatat rekor mingguan beruntun. Dow naik 0,96%, S&P 500 naik 0,85%, dan Nasdaq juga ikut menguat 0,80%.
Saham Netflix melonjak 11%, menjadi salah satu pendorong utama kenaikan ini. Kenaikan signifikan tersebut terjadi setelah Netflix melaporkan hasil kuartal ketiga yang jauh melebihi ekspektasi. Selain itu, perusahaan ini juga mencatatkan lonjakan 35% dalam keanggotaan paket iklan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Procter & Gamble turut memberikan berita baik. Meski pendapatannya sedikit di bawah harapan, laba perusahaan ini berhasil melampaui perkiraan analis.
Data FactSet menunjukkan bahwa lebih dari 70 perusahaan dalam indeks S&P 500 telah melaporkan laporan keuangan mereka, dan 75% dari perusahaan tersebut berhasil melampaui ekspektasi analis.
Menurut Rob Williams, Kepala Strategi Investasi di Sage Advisory, meski volatilitas pasar diperkirakan akan meningkat menjelang pemilihan presiden AS, saham masih bisa terus naik hingga November. “Biasanya, pasar menunggu hasil pemilu baru bergerak, tapi kali ini berbeda. Saham bisa terus kuat hingga pemilu dan mungkin baru akan ada volatilitas setelahnya,” jelasnya.
Williams juga menambahkan bahwa pasar saat ini didorong oleh ekspektasi bahwa mantan Presiden Donald Trump, yang dikenal dengan kebijakan pro-bisnis, memiliki peluang kembali berkuasa. Kebijakan pajak dan regulasi yang didukung Trump diyakini akan membawa dampak positif bagi pasar.